HASIL LAPORAN
“Tentang pencetus manajemen”
![Description: C:\Users\user\Pictures\index.jpg](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Henry Fayol
DI SUSUN OLEH
v EllinHandayani.G
v Halimatussa’diah
v IisIrmawati
v WildaFijriyah
![]() |
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN 2015/2016
Biografi Henry Fayol
Henry Fayol (lahir di Istanbul 1841, meninggal di Paris, 1925) adalah seorang
teoris manajemen atau administrasi asal Perancis.Fayol
adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen
atau ilmu administrasimodern.
Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama
manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengontrol (Fayol, 1949, 1987). Menurut Fayol, praktik manajemen dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis.
Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon
manajer.
Fayol
terkenal akan 14 prinsip manajemennya. Prinsip ini disebut Fayol dalam karya
aslinya sebagai 14 prinsip administrasi.Perbedaan terjemahan dan kiblat ilmu
antara Anglo
Saxon dan Continental menyebabkan banyak orang memahami Fayol
sebagai teoris manajemen.Padahal ini disebabkan karya aslinya, “Administration
Industrielle et Generale” yang diterjemahkan ke bahasa inggris “General and
Industrial Management”.
Ilmu
Manajemen berkembang di egara-negara Anglo Saxon, sedangkan ilmu Administrasi
berkembang di negara-negara Continental.Pada perkembangan berikutnya, terdapat
istilah tata usaha yang dipahami lewat
bahasa belanda sebagai administratie yang merupakan
bagian dari Ilmu Administrasi itu sendiri.Pada akhirnya, di negara-negara
jajahan terjadi reduksi makna administrasi menjadi dalam arti sempit tata
usaha, sedangkan manajemen berkembang sesuai dengan proporsi aslinya.
Fungsi Manajemen Menurut Henry
Fayol :
Ada 5 fungsi Manajemen (PO3C),
terdiri dari :
1.
Perencanaan
(planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuan-tujuannya.
2.
Pengorganisasian
dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia
guna melaksanakan rencana.
3.
Memerintah
(Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka
4.
Pengkoordinasian
(Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi
berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5.
Pengendalian
(Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu
sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
Namun saat
ini, lima fungsi tersebut telah diringkas sedetail mungkin oleh Henry Fayol
yaitu :
a
Planning atau perencanaan
merupakan pemilihan atau penetapan
tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program
prosedur metode sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan utk mencapai
tujuan.
b
Organizing atau pengorganisasian
o
Penentuan
sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai tujuan
organisasi.
o
Perancangan
dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat membawa
hal-hal tersebut ke arah tujuan.
o
Penugasan
tanggung jawab tertentu
o
Pendelegasian
wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya.
c
Staffing
Staffing atau penyusunan personalia
adl penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan serta penempatan dan
pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan
produktif.
d
Leading atau fungsi pengarahan
adalah bagaimana membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka
lakukan.
e
Controlling atau pengawasan
adalah penemuan dan penerapan cara
dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yg telah
ditetapkan.
Keberhasilan
sebuah manajemen tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen yang menjadi
dasar-dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri. Seorang industrialis
asal Perancis, Henry Fayol, berpendapat, bahwa prinsip-prinsip dalam
manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
Prinsip- prinsip umum manajemen
menurut Henry Fayol terdiri dari :
1. Pembagian
kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif.Oleh
karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man
in the right place.Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional
subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip the right man
in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja.
2. Wewenang
dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab (Authority
and responsibility) harus seimbang.Setiap pekerjaan harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang.Oleh karena itu, makin kecil
wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.Setiap
karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap
wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline)
merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab.Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus
dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung
jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.
4. Kesatuan
perintah (Unity of command)
Karyawan harus tahu kepada siapa ia
harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Dalam
melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah
sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
5. Kesatuan
pengarahan (Unity of direction)
Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity
of directiion) tidak dapat terlepas dari Pembagian kerja (Division of
work), Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility),
Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command).
Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang
untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas
wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.
6. Mengutamakan
kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Prinsip pengabdian kepentingan
pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan
merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.Setiap
karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi
apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung
kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi.
7. Penggajian
pegawai
Prinsip more pay for more
prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk
prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi
karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dalam prinsip penggajian dipikirkan
cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan
kerja.
8. Pemusatan
(Centralization)
Pemusatan bukan berarti adanya
kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari
kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab.Pemusatan wewenang ini juga tidak
menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority).
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang
tertinggi atau manajer puncak.
9. Hirarki
(tingkatan)
Hirarki diukur dari wewenang
terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke
bawah.dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada
siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian
kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup
area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki.
10. Ketertiban
(Order)
Ketertiban dalam suatu pekerjaan
dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai
disiplin yang tinggi.Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan
dalam mencapai tujuan.Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat
utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan
kacau atau tegang.
11. Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran terkait
dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan.Keadilan dan kejujuran harus
ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling
besar.Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
12. Stabilitas
kondisi karyawan
Sebagai makhluk sosial manusia yang
berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak
terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan
dalam bekerja. Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga
sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.Kestabilan karyawan
terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam
kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa (inisiative)
mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh
penghargaan. Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya
pikir.Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya.Dalam prakarsa terhimpun kehendak,
perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang.Setiap penolakan terhadap
prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer
yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan
karyawannya.
14. Semangat
kesatuan dan semangat korps
Semangat kesatuan akan lahir apabila
setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan
lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp),
sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan
friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana. Karyawan harus
memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan
semangat kerja sama yang baik.
IMPLEMENTASI
PENDAPAT HENRY FAYOL DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN
1. PERENCANAAAN
NAMA
KEGIATAN : Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa ( LDKS )
TUJUAN
KEGIATAAN :
1. Meningkatkan
dan memantapkan mutu kepemimpinan
2. Meningkatkan
kemampuan berorganisasi dan kesadaran politik sebagai warga Negara yang baik
dan bertanggung jawab
3. Meningkatkan
dan mengembangkan serta memperluas wawasan dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinan
4. Memberikan
kesempatan belajar bagi peeserta didik
5. Mendorong,
membimbing serta mengarahkan potensi kepemimpinan
6. Menumbuhkan,
meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga Negara
khususnya generasi muda penerus bangsa
7. Memberikan
tuntunan dan meningkatkan pola pikir, sikap dan perilaku, kepribadian, budi
pekerti, sopan santun, dan disiplin
WAKTU
dan TEMPAT KEGIATAN :
Hari/tgl : Sabtu- minggu, 21 juni 2015
Tempat : MENES, PANDEGLANG
TEMA KEGIATAN
“
MEMBENTUK PESERTA DIDIK MENJADI MANUSIA YANG JAWARA”
PESERTA
KEGIATAN
Peserta
pelatihan dasar kepemimpinan adalah siswa-siswi dengan persyaratan sebagai
berikut:
a. Pengurus
OSIS dan ketua Ekstrakulikuler
b. Menyerahkan
biodata peserta
c. Menyerahkan
pas fhoto ukuran 3x4= 2 lembar
MANFAAT
YANG AKAN DIPEROLEH
Dari
kegiatan Latihan dasar kepemimpinan siswa akan diperoleh manfaat yang dapat
dirasakan oleh calon pemimpin berupa penambahan wawasan, pemerolehan
pengalaman, minat, bakat, dan jaminan masa depan.
2. PENGORGANISASIAN
1) SUSUNAN
KEPANITIAN
Kepala sekolah : Drs. Enceng Soleh M,Pd
Ketua pelaksana : Halimatussa’diah
Wakil ketua : Wilda Fijriyah
Sekretaris : Iis Irmawati
Bendahara : Elin Handayani. G
3. STAFFING (PEMBAGIAN TUGAS)
Tugas Ketua dan
Bidang-bidang
1. Ketua
Pelaksana : memimpian kegiatan dengan baik dan bijaksana, mengkoordinasikan
semua aparat kepengurusan, menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan
direncanakan oleh aparat kepengurusan, memimpin rapat, menetapkan kebijaksanaan
dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat setiap saat
mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan.
2. Sekretaris
: member saran/masukan kepada ketua dalam mengembil keputusan; mendampingi
ketua dalam memimpin rapat; menyiapkan, mendistribusikan, dan menyimpan surat
serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan; menyiapkan laporan,
surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan; bersama ketua menandatangani setiap
surat; bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi dan bertindak
sebagai notulis dalam rapat.
3. Bendahara
: bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan atau pengeluaran uang/biaya
yang diperlukan; memuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukakn dan pengeluaran
uang untuk dipetanggungjawabkan.
4. Sie
acara : bertugas untuk membuat susunan acara, dan bertanggungjawab dalam
kelancaran acara yang sedang dilaksanakan.
5. Sie
konsumsi : bertanggung jawab untuk menyediakan segala kebutuhan yang
berhubungan dengan pangan peserta LDKS
6. Sie
peralatan : menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan LDKS misalnya :
kabel rollan, mickrofon, terminal, dll. Agar acara tersebut bisa berjalan
dengan lancar
7. Sie
pubdekdok : bertugas untuk mendekorasi panggung, membuat spanduk,
mendokumentasikan setiap moment/acara, dll
8. sie
humas : bertugas untuk menyebarkan surat-surat yang dibuat oleh sekretaris.
4. CONTROLLING
(PENGAWASAN)
Pengawasan ini
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan sie keamanan. agar tidak
terjadi kesalahan dan sesuai dengan tujuan. Tidak hanya guru, kepsek, dan sie
keamanan saja yang mengawasi kegiatan tersebut agar berjalan dengan lancar,
tapi Ketua Pelaksana pun harus mengawasi setiap kegiatan/moment yang sedang
dilakukan. Agar acara tersebut bisa berjalan dengan lancar atau yang sudah
direncanakan.
5. CORDINATING
(PENGKOORDINASIAN)
·
Mengkoordinasikan setiap kegiatan yang sedang di
lakukan agar tidak terjadi miss communication antara guru, kepala sekolah, dan
panitia dalam kegiatan LDKS
·
Setiap yang bertugas dalam kegiatan LDKS harus
memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada ketuplak atau sie acara agar tidak
ada kesalahan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar