OBSERVASI
“Analisis Pembelajaran IPA SD Kelas Rendah ”
![Description: F:\images.jpg](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
DISUSUN OLEH
PGSD IV C
Dinda Faradilla Aini
Ferdi Riyadi
Halimatussa’diah
Imam Fikri Ramadhan
Wilda Fijriyah
Windri Apriani Suwandi
Yuningsih
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah IPA SD kelas rendah.
Kami sangat berharap hasil observasi ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengalaman kita mengenai pembelajaran
IPA SD kelas rendah. Kami juga menyadari bahwa dalam tulisan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan tulisan yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga laporan hasil observasi ini dapat
dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar....................................................................................
i
Daftar
Isi .....................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar
Belakang ................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan .....................................................................
3
D. Manfaat
Penulisan ................................................................... 3
BAB
II KAJIAN TEORI ....................................................................
4
2.1 Hakikat
Pembelajaran IPA........................................................
4
2.2 Pegertian
IPA ........................................................................ 5
2.3 Tujuan
IPA ............................................................................
6
2.4 Ruang
lingkup IPA ................................................................. 7
2.5 Median
dalam pembelajaran IPA .............................................
7
BAB
III PEMBAHASAN ..................................................................
10
3.1 Tempat
dan waktu observasi....................................................10
3.2 Kegiatan observasi…............................................................
10
BAB
IV PENUTUP.............................................................................
12
A. Kesimpulan
........................................................................... 12
B. Saran
....................................................................................
12
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PEMBAHASAN
- Latar Belakang Masalah
IPA berasal dari bahasa asing “science” berasal dari kata lain “scientia”
yang berarti saya tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan
yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu
pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan
“science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa
Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara
lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi dan geofisika, serta
ilmu-ilmu biologi (life science).
IPA tersebut. Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA
adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”, dalam definisi ini IPA
mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu proses
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut
syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu
metode ilmiah.
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan
konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara
mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk
memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
Pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di
masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang
akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan.
Pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan,
penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan.
Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat
penting karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya
(teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang
berpendapat bahwa menguasai IPA sangat penting, karena dalam pembelajaran IPA
siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses IPA dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari –hari melalui cara – cara yang benar dan mengikuti etika
keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi
delapan langkah yang sering disebut kejadian – kejadian instruksional
(instruksional events) meliputi mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang
tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan
bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer belajar,
mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.
- Rumusan Masalah
1.
Apa Hakikat Pembelajaran ?
2.
Apa Tujuan Pembelajaran IPA diSD?
3.
Sebutkan Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD?
4.
Bagaimana Pembelajaran IPA di SD ISLAM TIRTAYASA?
- Tujuan Penulisan
1.
Dapat menjelaskan hakikkat pembelajaran IPA
2.
Dapat menjelaskan tujuan pembelajaran ipa diSD
3.
Dapat menyebutkan ruang lingkup pembelajaran IPA diSD
4.
Dapat mengetahui pembelajaran di SD ISLAM TIRTAYASA
D.
Manfaat
Penulisan
Setelah
melakukan observasi di Sekolah Dasar, kami dapat memahami bagaimana cara
mengajar pelajaran IPA yang baik dan benar serta dapat mengaplikasikannya
ketika kami menjadi guru dimasa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Pembelajaran IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008:
25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar.
Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan
perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat
evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4).
Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah
suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah
mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk,
proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat
didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui
metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah
(scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat
hakikat belajar, pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna
oleh siswa kepada pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif didalam
mengolah informasi yang diperolehnya melalui alat indera.
Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi orang
yang mau belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan (scientist).
Dengan demikian, belajar memproses sains dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari melalui cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan
etika yang berlaku dalam masyarakat.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam
kehidupan masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat
hubungannya dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah perluasan
dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah sudah ditekankan dalam IPA sejak
kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup proses dan konsep
diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus
diukur pencapaiannya.
2.2 Pengertian IPA
Menurut H. W. Fowler “IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan
dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi”. Menurut Robert B. Sund “IPA adalah
sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses”.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada
observasi. Dengan demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi.
Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan observasi atau
eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang menarik, menyenangkan, layak,
sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana dan
prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Seorang guru
dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran
dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap
pendekatan pembelajaran. Menurut
Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa pendekatan berifat aksiomatis
yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan
serangkaian asumsi.
Berdasarkan kurikulum 2006, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri
ilmiah (scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan
hidup.
2.3 Tujuan IPA
Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan akan dicapai oleh
peserta didik setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu diSekolah Dasar.
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada
langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran
dan proses penilaian yang akan dilakukan.
Tujuan pengajaran IPA di sekolah bisa sangat beragam, yaitu: IPA sebagai
produk, IPA sebagai proses, IPA sebagai
sarana pengembangan sikap ilmiah. Secara keseluruhan berbagai kemungkinan
tujuan pengajaran sains ini bisa diwujudkan melalui pengajaran sains di
laboratorium.
IPA sebagai produk adalah pengajaran tubuh pengetahuan sains yang terdapat
dalam buku pelajaran IPA. Berbagai topik bahasan IPA di sekolah biasanya
diajarkan dengan beragam konsep dan keterkaitannya, serta hubungan antara
berbagai konsep tadi dengan, hukum-hukum alam, penjelasan teoritis, beragam
diagram, contoh perhitungan, eksperimen dan lain-lain.
Tujuan
pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara
terperinci adalah:
1
memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya,
2
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
3
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi
dan masyarakat,
4
mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
5
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan, dan
6
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
2.4 Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu
kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP
relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam
Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
(2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi:
tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek
kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA
2.5 Media dalam Pembelajaran IPA
1.
Pengertian Media
Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum
adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari
sumber informasi untuk disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah
film, televisi, diagram, materi pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media
dipandang sebagai media instruksional apabila membawa pesan yang mengandung
tujuan instruksional.
Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi
komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media antara lain untuk
meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai,
menyediakan evaluasi mandiri, member rangsangan kepada guru untuk kreatif,
menyampaikan materi pembelajaran, membantu pelajar yang memiliki kekhususan
tertentu.
2.
Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Heinich dkk. (1996), dalam merencanakan dan menyelenggarakan
pembelajaran perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami karakteristik siswa,
menentukan tujuan pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung antara
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai
melalui pembelajaran, menentukan metode dan format media yang cocok atau tepat,
menggunakan media, melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran,
melakukan evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.
Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau
ditunjukkan, misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau
komputer multi media, yang dapat bersifat visual tidak bergerak, visual
bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang disampaikan secara
lisan.
3.
Manfaat Media Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang
pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Adapun manfaat media pembelajaran antara lain :
![*](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![*](file:///C:\Users\Halimah\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
4.
Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa
jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran antara lain :
o Media tidak diproyeksikan
(non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak, bahan
ilustrasi
o Media diproyeksikan
(projected viual) seperti transparansi, slide
o Media audio seperti kaset,
rekaman fonograf, compact disk, audio cards
o Media gerak seperti film
atau video
o Komputer
o Media radio
BAB III
HASIL OBSERVASI
- Tempat dan waktu observasi
Observasi
ini kami lakukan pada kelas III.
Observasi ini dilakukan pada
hari/tanggal
: Rabu,8 April 2015
waktu
: 08.00 s/d selesai
tempat
: SD ISLAM TIRTAYASA
alamat : pakupatan Serang
2. Kegiatan observasi
Saat observasi di kelas rendah yaitu kelas III, guru yang
mengajar bernama ibu Watiyah S,Pd. Guru tersebut mengajar menggunakan
RPP dan menggunakan buku panduan. Setiap siswa memegang buku masing-masing.
Yang kami observasikan
di sini adalah bagaimana interaksi belajar mengajar dan aktifitas murid
di dalam kelas khusunya pada mata pelajaran IPA. Tapi, pada saat observasi
kegiatan belajar mengajar sudah selesai dan didalam kelas hanya melakukan
review dan evaluasi pelajaran yang sudah diajarkan. Tahap pertama yang kami
lakukan adalah melihat bagaimana proses belajar mengajar yang di lakukan guru
tersebut mulai dari pembukaan, penyajian dan penutupan.
Sebelum masuk kelas guru mengucapkan salam, kemudian guru
menanyakan kadaan murid – murid sambil menyuruh siswa untuk berdo’a. Setelah
itu guru menyampaikan tujuan sekaligus menginformasikan kepada siswa materi apa
saja yang akan diujikan saat kenaikan kelas, Setelah itu guru langsung membuka
pelajaran di mulai dari BAB VI sampai BAB IX.
Ketika mengajar suara guru sangat jelas dan murid-murid mudah untuk
mengerti apa yang diampaikan, guru menggunakan media berupa buku paket.
Materi yang diajarkan pada saat itu adalah tentang gerak
benda, energi dan perubahannya, bentuk permukaan bumi dan cuaca, dan sumber daya alam. disitu guru menanyakan apa saja benda yang
bisa bergerak. Misalnya: benda yang menggelinding dan benda yang berputar. kemudian guru menyuruh murid – murid untuk
menyebutkan satu persatu contohnya. pertanyaan yang diajukan oleh guru untuk
semua murid-murit dan perhatian guru menyuluruh kepada murid-murid, karena guru sering bertanya kepada
murid-murid, guru sering menguji pemahaman siswa dengan cara memberikan
pertanyaan kepada murid-murid secara
acak, sikap murid-murid pada saat proses belajar mengajar ada yang serius
memperhatikan dan ada yang tidak
mengamati penjelasan dari guru, setelah itu guru menanyakan kepada siswa
di mana yang belum mengerti tentang materi yang diajarkan. Guru memberi tugas
untuk mengisi soal yang ada di buku paket untuk evaluasi.
Setelah pembelajaran selesai guru menyebutkan hasil tugas
kemarin yang dikerjakan siswa-siswinya, yang nilainya dibawah rata-rata maka
siswa tersebut disuruh memperbaikinya.
Metode yang digunakan oleh guru adalah :
-
Ceramah
-
Penugasan
-
Tanya
jawab
-
Menggunakan
pendekatan scientific
Media yang di gunakan guru :
-
Buku
paket
BAB IV
PENUTUP
- Kesimpulan
hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi),
termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri
dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan
proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific
methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai
pengetahuan, fakta, siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan
IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Saat kami melakukan Observasi di SD ISLAM
TIRTAYASA pada tanggal Rabu, 8 April 2015, tepatnya dikelas III. guru yang
mengajar bernama ibu Watiyah S.Pd. ketika kami observasi kegiatan
belajar mengajar sudah selesai dan didalam kelas hanya melakukan review dan
evaluasi pelajaran yang sudah diajarkan. Seperi kegiatan pembelajaran
sebelumnya guru melakukan apersepsi,
memberikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan materi yang telah dipersiapkan,
dan melakukan evaluasi.
- Saran
Kegiatan observasi di
kelas merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat. Untuk itu disarankan
pada calon guru seperti kita dapat mengetahui bagaimana seorang guru mengajar
suatu pembelajaran. Kemudian, kita sebagai seorang calon guru tentunya dapat
memilih mana yang baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada siswa kita ketika
sudah mengajar kelak.
DAFTAR PUSTAKA
repository.upi.edu/1712/4/S_PGSD_0908238_chapter1.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar