BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar
adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri
orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi telah
membawa perubahan yang sangat signifikan terhdap berbagai dimensi kehidupan
manusia baik dalam ekonomi, social,
budaya maupun pendidikan. Dari kenyataan tersebut, tentu pendidikan haruslah
mengikuti perkembangan IPTEK tersebut agar tidak tertinggal.
Media telah menunjukan keutamannya membantu para
guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan ditangkap oleh
para siswa. Media memiliki kekuatan positif yang mampu merubah sikap dan
tingkah laku siswa kearah perubahan yang kreativ.
Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Sehubungan
dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana
perkembangannya saat ini media bukan hanya dipandang sekedar alat bantu akan
tetapi merupakan bagian yang penting dalam sistem pendidikan dan pembelajaran.
Mengingat begitu besarnya peran media dalam pembelajaran, makalah ini
diharapkan mampu membantu kita sebagai calon guru dalam mengenal berbagai media
pembelajaran dan karakteristiknya yang bermanfaat untuk kita mengjar ke
depannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Media?
2. Bagaimana
landasan teoritis penggunaan media?
3. Apa
saja ciri-ciri media pembelajaran?
4. Apa
saja manfaat media pembelajaran?
5. Apa
saja jenis dan karakteristik media?
6. Bagaimana
cara pemilihan media?
7. Bagaimana
cara penggunaan media?
8. Bagaimana
cara pengembangan media pembelajaran?
9. Bagaimana
prinsip pengembangan dan produksi media?
10. Bagaimana
lingkungan sebagai media pembelajaran
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan media
2. Untuk
mengetahui bagaimana landasan teoritis penggunaan media
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri media pembelajaran
4. Untuk
mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran
5. Untuk
mengetahui apa saja jenis dan karakteristik media
6. Untuk
mengetahui bagaimana cara pemilihan media
7. Untuk
mengetahui bagaimana cara penggunaan media
8. Untuk
mengetahui bagaimana cara pengembangan media pembelajaran
9. Untuk
mengetahui bagimana prinsip pengembangan dan produksi media
10. Untuk
mengetahui bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media
Kata media berasal dari kata latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
AECT (Association
of Education and Communication Technnology, 1997) member bataasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau iinformasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator
menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media mnunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihk utam dalam proses belajar-siswa dan isi
pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa
setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan
atau dipergantikan dengan kata ‘teknologi’ yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”).
Erat hubungannya dengan istilah
“teknologi”, kita juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pembelajaran
bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dan murid. Bahkan Richards
dan Rodgers (1982: 154) menjelaskan pula bahwa “teknik” adalah prosedur dan
praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering
pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah
seperti alat pendengar-dengar, bahan pengajaran (Iinstructional material),
komunikasi pandang-dengar (audio-visual
communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga dan media penjelas.
Berdasarkan uraian beberapa batasan
tentang media diatas, berikut dikemukakan cirri-ciri umum yang terkandung dari
setiap batasan itu:
1)
Media pendidikan
memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,
didengar, atau diraba dengan panca indera.
2)
Mdia pendidikan
memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat
dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3)
Penekanan media
pendidikan terdapat pada visual dan audio
4)
Media pendidikan
memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar
kelas.
5)
Media pendidikan
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
6)
Media pendidikan
dapat digunakan secara missal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan
kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya:
modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).
7)
Sikap,
perbuatan, organisasi, strategi, dan managemen yang berhuungan dengan penerapan
suatu ilmu.
B.
Landasan Teoritis Penggunaan Media
Pemerolehaan pengetahuan dan keterampilan,
perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antar pengalamm
baru denga pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner
(1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (ionic), dan pengalam
abstrak (symbolic). Pengalam langsung
adalah mengerjakan, misalnya arti kata “Simpul” dipahami langsung membuat
“Simpul”. Pada tingkatan kedua yang diberi label ionic (artinya gambar atau image), kata simpul dipelajari dari
gambar, lukisan, foto atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikt tali untuk
membuat “ simpul” mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar,
lukisan, foto atau film. Selanjutnya, pada tingkta symbol, siswa membaca (atau
mendengar) kata “simpul” dan mencoba mencocokannya dengan “simpul” pada gambar
mental atau mencocokannya dengan pengalamannya membuat “ Simpul”. Ketiga
tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh “Pengalaman” (
Pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang baru.
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil
belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan sisiwa dapat
menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan
ke dalam symbol-simbol tertentu (encoding)
dan siswa sebagai penerima
menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dopahami sebagai pesan (decoding).
Salah stu gambaran yang paling banyak
dijadikan acuan sebagaii landasan teori penggunaan media dalam proses belajar
adalah Dale’s Cone of Experientc (kerucut pengalaman Dale) ( Dale, 1969) Kercut
ini merupakan Elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang
dikemukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar
seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret, kenyataan yang ada
dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada
lambing verbal ( abstrak ). Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti
proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari
pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan
mempertimbangkan situasi belajarnya.
KONGKRET
|
ABSTRAK
|
ABSTRAK
|
C.
Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Elly (1971) Mengemukakan
tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa medi digunakan dan apa-apa
saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu ( atau
kurang efisien) melakukannya.
a.
Ciri Fiksatif
Ciri
ini menggambarkan kemampuan merengkam, menyimpan, melestraikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat
diurut dan disususn kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket
computer dan film. Dengan cirri Fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman
kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu di transportasikan
tanpa mengenal waktu.
b.
Ciri Manipulatif
Transportasi
suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki cirri
manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lafse recording. Misalnya,
bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat
dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali
hasil suatu rekaman video. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit
hasil rekaman dapat menghemat waktu.
c.
Ciri Distributif
Ciri
distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative
sama mengenai kejadian itu.
Sekali
informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa
kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan
secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam
akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
D.
Manfaat Media Pembelajaran
Berbagai manfaat media pembelajaran
telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kem & Dayton (1985: 3-4). Meskipun
telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran,
peerimannya serta pengintegrasiannya kedalam program-program pegajaran berjalan
amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan
dampak positif dari pengguanaan media sebagai bagian integral pembelajaran di
kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsng sebagai berikut:
1.
Penyampaian
pelajaran menjadi lebih bagus.setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2.
Pembelajaran
bisa menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarikperhatian dan membuat
siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
4.
Lama waktu
pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya
memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam
jumlah yang cukup banyak dan kemungkiannnya dapat diserap oleh siswa.
5.
Kualitas hasil
beajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media
pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetauan dengan cara yang
terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.
Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu
7.
Sikap positif
siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajara dapat
ditingkatkan
8.
Peran guru dapat
berubah ke arah yang lebih positif: beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Encyclopedia
of Educational Resourch dalam Hamalik
(1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagi berikut:
1.
Meletakkan
dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
2.
Memperbesar
perhatian siswa.
3.
Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembanagn belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4.
Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5.
Meumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama mmelalui gambar hidup.
6.
Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membntu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.
Memberikan pengalaman
yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan
keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
E.
Jenis dan Karakteristik Media
a.
Taksonomi
Dalam
pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar
merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik
latar dan peralatan. Pengertian media ini masih dikacukan dengan peralatan.
Media atau bahan adalah perangkat lunak berisi pesan atau informasi pendidikan
yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau
perangkatkeras merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung
pada media tersebut (AECT, 1977).
1.
Taksonomi
menurut Rudi Bretz
Bretz
mengidentifikasi ciri utama dari media menjaadi tiga unsur pokok, yaitu suara,
visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis dan symbol
yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara media siar dan media
rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak, 2)
media audio visual diam, 3) media audio
semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak,
7) media audio dan 8) media cetak.
2.
Taksonomi
menurut Briggs
Taksonomi ini
lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat
ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan
karakteristik siswa, tugas pembelajran, bahan dan transmisinya. Briggs
mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar
mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak,
pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film
bingkai, film, televise, dan gambar.
b.
Karakteristik
Karakteristik
media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera
penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau
kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh
Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh
Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar
tertentu. Dia mengatakan “the question of
what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the
basis for media selection”.
Untuk
tujuan praktis, dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media
yang laizm dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1.
Media Grafis
Media grafis
termasuk media visual sebagaimana halnya media yang lain, media grafis
berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual. Media
grafis diantaranya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun,
poster, peta dan globe, papan flannel, papan buletin,
2.
Media Audio
Media audio
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun
non verbal. Ada beberapa jenis media audio antara lain: radio, alat perekam
pita magnetic, piringan hitam, dan laboratorium bahasa .
3.
Media Proyeksi
Diam
Media proyeksi
diam (still proyected medium)
mempunyai persamaan dengan media grafik dalm arti menyajikan rangsangan-rangsangan
visual. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai (slide), film rangkai (film strip)¸ overhead proyector, proyektor
opaque, tachitoscope, microprojection dengan micro film.
F.
Pemilihan
Media
Heinich, dan
kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif
yang dikenal dengan istilah ASSURE (ASSURE adalah singkatan dari Analyze
Learner Characteristics, State Objective, Select or Modifymedia, Utilize,
Require Learner Response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan
utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut.
-
(A) Menganalisis karakteristik umum
kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi,
anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang
budaya dan social ekonomi, serta menganalisi karakteristik khusus mereka yang
meliputi antara lain, pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
-
(S) Menyatakan atau merumuskan tujuan
pengajaran yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan,
atau sikap) yang diharapkan siswa miliki.
-
(S) Memilih, memodifikasi, atau
merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan
media pengajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi, dan
media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
-
(U) Menggunakan materi dan media.
Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan
berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktek dan
latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti meja
peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian.
-
(R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru
sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai
keefektivan proses belajar mengajar. Respon siswa bermascam-macam, seperti
mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi,
menganalisis alternative pemecahan masalah.
-
(E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan
utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai
tujuan pengajaran, keefektivan media, pendekatan dan guru sendiri.
Pada tingkat
yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
a. Hambatan
pengembangan dan pembelajaran yang meliputi factor-faktor dana, fasilitas dan
peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia, dan sumber-sumber yang
tersedia.
b. Persyaratan
isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang
ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian
hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
c. Hambatan
dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketampilan awal, seperti
membaca, mengetik, dan menggunakan computer, dan karakteristik siswa lainnya.
d. Pertimbangan
lainnya adalah tingkatan kesenangan (preferensi lembaga, guru dan pelajar) dan
keefektivan biaya.
e. Pemilihan
meda sebaiknya mempertimbangankan pula :
-
Kemampua mengakomodasikan penyajian
stimulus yang tepat (visual dan audio).
-
Kemampuan mengakomodasikan respon siswa
yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik).
-
Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
-
Pemilihan media utama dan media sekunder
untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.
f.
Media sekunder harus mendapat perhatian
karena pengajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Dari segi teori belajar, berbagai
kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam
pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :
1.
Motivasi
Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan
untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannmya untuk mengerjakan
tugas dan latihan. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan
perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pengajaran
itu.
2.
Perbedaan Individual
Siswa belajar dengan cara dan tingkat
kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelejensia,
tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan
kesiapan siswa untuk belajar.
3.
Tujuan Pembelajaran
Jika siswa diberitahukan apa yang
diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk
berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Disamping itu pertanyaan mengenai
tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi
pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus
mendapatkan perhatian pokok dalam media pengajaran.
4.
Organisasi Isi
Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan
prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan
diorganisasikan kedalam urut-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan
mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan
diurut-urutkan secara teratur.
5.
Persiapan Sebelum Belajar
Siswa sebaiknya telah menguasai secara
baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai
yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses.
6.
Emosi
Pembelajaran yang melibatkan emosi dan
perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media
pengajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional
seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7.
Partisipasi
Agar pembelajaran berlangsung dengan baik,
seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan
kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi artinya
kegiatan mental atau fisik yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran.
Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan
mengingat materi pelajaran itu.
8.
Umpan Balik
Hasil belajar dapat meningkat apabila
secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang
hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada
sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.
9.
Penguatan (reinforcement)
Apabila siswa berhasil belajar ia didorong
untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat
bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi
perilaku di masa-masa yang akan dating.
10.
Latihan dan Pengulangan
Sesuatu hal baru jarang sekali dapat
dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan
atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual
sesorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan
dilatih dalam berbagai konteks.
11.
Penerapan
Hasil belajar yang diinginkan adalah
meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil
belajar pada masalah atau situasi baru.
Ø Kriteria Pemilihan
Seperti telah diuraikan diatas,
kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian
dari system instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria
yang patut diperhatikan dalam memilih media.
-
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
-
Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang
sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi
-
Praktis, luwes, dan bertahan.
-
Guru terampil menggunakannya.
-
Pengelompokan sasaran.
-
Mutu teknis.
-
G.
Penggunaan
media
Berikut ini akan diuraikan
prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pengajaran. Media pengajaran
yang akan dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi Leshin, dan kawan-kawan
(1992) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran,
kegiatan, kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun,
buku kerja / latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual (buku, charts,
grafik, peta, figur/gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media
berbasis audiovisual (video, film, slide bersama tape, televise), dan media
berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer dan video interaktif).
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media
tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkonsumsikan pesan atau
informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial soscrates.
Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan
kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan
pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan
mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis
dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Media berbasis
manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada
masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pengajaran yang berpusat pada
masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar ..
Langkah-langkah rancangan jenis pengajaran ini adalah sebagai berikut :
a.
Merumuskan masalah yang relevan.
b.
Mengidentifikasi pengetahuanan
keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c.
Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting
ddan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
d.
Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang
instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah :
1.
Membiarkan eksplorasi siswa tak
terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya.
2.
Membantu siswa dalam menghubungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
3.
Membantu siswa mmbentuk dan
mengintegralisasi representasi masalah atau tugas.
4.
Membantu siswa mengidentifikasi
persamaan anatara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah
yang serupa.
5.
Berikan umpan balik mengenai benar atau
salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah.
6.
Gunakan representasi grafik masalah itu
yang dihubungkan dengan uraian verbal.
e.
Kembangkan masalah dalam kontek yang
beragam dengan tahapan tingkat kerumitan.
f.
Nilai pengetahuan siswa dengan
memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
2. Media Berbasis Cetakan
Materi pengajaran berbasis cetakan yang paling
umum dikenal adalah buku teks, buku penntun, jurnal, majalah, dan lembaran
lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada
saat merancang, yaitu : konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran
huruf, dan penggunaan spasi kosong.
a. Konsistensi
-
Gunakan konsistensi format dari halaman
ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf.
-
Usahakan untuk konsisten dalam jarak
spasi.
-
b. Format
-
Jika paragraph panjang sering digunakan,
wajah satu kolom lebih sesuai : sebaliknya, jika paragraph tulisan
pendek-pendek, ajah dua kolom akan lebih sesuai.
-
Isi yang berbeda suapayadipisahan dan
dilabel secara visual.
-
Taktik dan strategi pengajaran yang berbeda
sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
c. Organisasi
-
Upayakan untuk selalu menginformasikan
siswa pembaca mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu.
Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab nerapa mereka baca.
-
Susunlah teks sedemikian rupa sehingga
informasi mudah diperoleh.
-
Kotak-kotak dapat digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian dari teks.
d. Daya Tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian
baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
membaca terus.
e. Ukuran Huruf
-
Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan
siswa, pesan dan lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci.
Misalnya, ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang baik untuk tekks (buku
teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.
-
Hindari penggunaan huruf capital untuk
seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
f. Ruang (spasi) Kosong
a.
Gunakan spasi kosong lowong tak berisi
teks atau gambar untuk menambah kontraks. Hal ini penting untuk memberikan
kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat
matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat bberbentuk :
1.
Ruang sekitar vjudul.
2.
Batas tepi (marjin) : batas tepi yang
luas memaksa perhatian siswa/pembeaca untuk masuk ke tenga-tengah halaman.
3.
Spasi antar-kelompok : semakin lebar
kolmnya, semakin luas spasi diantaranya.
4.
Permulaan pragraf diindentasi
5.
Penyesuaian spasi antar baris untuk
antar paragraph.
3. Media Berbasis Audio-Visual
Media
visual yang menggabungkan penggunan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk
memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media
audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard
yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Naskah
yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis
ke dalam apa yang ingin ditunjukkan edan dikatakan.
Berikut adalah beberapa petunjuk
praktis untuk menulis naskah narasi:
a.
Tulis singkat, padat, dan sederhana.
b.
Tulis seperti menulis judul berita,
pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
c.
Tulisan tidak harus berupa kalimat yang
lengkap.
d.
Hindari istilah teknis, kecuali jika
isttilah itu diberi batasan atau digambarkan.
e.
Tulislah dalam kalimat aktif.
f.
Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari
15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang
lebih satu 10 detik.
g.
Setelah menulis narasi, baca narasi itu
dengan suara keras.
h.
Edit dan revisi naskah narasi itu
sebagaimana perlunya.
4. Media Berbasis Komputer
Dewasa ini computer memiliki fungsi yang
berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Computer berperan sebagai
manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-managed instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai
pembantu tambahan dalam belajar: pemanfaatannya meliputi penyajian informasi
isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai
Computer-assisted instruction (CAI). CAI mendukung pengajaran dan peltihan akan
tetapi ia bukanlah penyampaian utama materi, pelajaran.
Penggunaan computer sebagai media
pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut :
1.
Merencanakan, mengatur dan
mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2.
Mengevaluasi siswa (tes).
3.
Mengumpulkan data mengenai siswa .
4.
Melakukan analisis statistic mengenai
data pembelajaran.
5.
Membuat catatan perkembangan
pembelajaran (kelompok atau perseorangan).
H.
Pengembangan
Media
Salah
satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan
terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang
sesuai belum tersedia maka guru berupaya
untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan
diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri
oleh guru. Media tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar,
chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audio visual (video dan
audio tape), dan media berbasis computer (computer dan video interaktif).
1. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep
yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk,
seperti foto, gambara, sketsa, grafik bagan, chart dan gabungan dari dua bentuk
atau lebih.
Keberhasilan penggunaan media berbasis
visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik
itu. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan
gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan sekseama, dan menggunakan
teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep, informasi, atau situasi.
Dalam proses penataan itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip
kesederhanaan, keterpaaduan, penekanan dan keseimbangan. Unsur-unsur visual
yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur,
dan warna.
·
Kesederhanaan
Secara umum kesederhanaan itu
mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen
yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan
visual itu. Demikian pula teks yang meyertai bahan visual harus dibatasi
(misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata).
·
Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan
yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi
secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai
suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang
dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang
dikandungnya.
·
Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang
sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan
penekanan terhadap salah satu unsure yang akan menjadi pusat perhatian siswa.
Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang
penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
·
Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih
sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan
meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang keseluruhannya simetris
disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan
visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu keseimbangan formal cenderung
tampak statis.
·
Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi
siswa dapat mengembangkan minat dan pehatian. Oleh karena itu, pemilihan betuk
sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu
diperhatikan.
·
Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan
unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu
urutan-urutan khusus.
·
Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang
dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk
penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
·
Warna
Warna merupakan unsur visual yang
penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak
yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, atau
untuk membangun keterpaduan. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
ketika menggunakan warna, yaitu :
1.
Pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning,
dan sebagainya).
2.
Nilai warna (tingkat ketebalan dan
ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut).
3.
Intensitas atau kekuatan warna itu untuk
memberikan dampak yang diinginkan.
·
Gambar
Gambar yang dimaksudkan disini
termasuk foto, lukisan, dan sketsa. Tujuan utama penampilan berbagai jenis
gambar ini adalah untuk memvisualkan konsep yang ingin disampaikan kepada
siswa.
-
Gambar Jadi
Gambar jadi merupakan materi pelajaran
yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari
sumber yang ada. Gambar-gambar dari majalah, booklet, brosur, selembaran dan
lain-lain mungkin dapat memenuhi kebuthan kita. Dengan gabungan dari potongan
dua gambar atau lebih, kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
akan dapat terpenuhi.
-
Gambar Garis
Meskipun tidak memiliki latar belakang
pendidikan kesenian atau melukis, kita dapat membuat gambar sederhana yang
merupakan sketsa atau gambar garis (stick figure). Gambar garis kendati amat
sederhana dapat menunjukkan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik.
Dengan gambar garis kita dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting.
Dalam membuat gambar garis cirri utama
obyek, aksi, atau situasi yang ingin dilukiskan harus tetap ada. Wajah yang ceria
dapat dibedakan dari wajah yang cemberut dengan garis-garis lengkung pada wajah
(misalnya mulut dan alis). Bentuk sesuatu objek yang sederhana dapat dilukiskan
dengan gambar garis tanpa mengkhawatirkan penafsiran yang keliru dari siswa.
2. Media Berbasis Audio-Visual
Media audio-visual merupakan bentuk media
pengajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan memotivasi siswa
untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk :
a.
Mengembangkan keterampilan mendengar dan
mengevaluasi apa yang telah didengar.
b.
Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau
debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari
lokasi.
c.
Menjadikan model yang akan ditiru oleh
siswa.
d.
Menyiapkan variasi yang menarik dan
perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau
sesuatu masalah.
·
Radio
dan Tape
Penggunaan media audio sangat
mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya
lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum
dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju
terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
Meskipun tidak ada prosedur buku
tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu disajikan
dengan mengikuti langkah-langkah yang biasa diikuti ketika menggunakan materi
pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut ;
-
Mempersiapkan diri.
-
Membangkitkan kesiapan siswa.
-
Mendengarkan materi audio.
-
Diskusi (membahas) materi program audio.
-
Menindaklanjuti program.
·
Kombinasi
Slide dan Suara
Gabungan slide dengan tape audio
adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Sistem multimedia
ini serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pengajaran kelompok
atau pengajaran perorangan dan belajar mandiri.
Media pengajaran gabungan slide dan
tape dapt digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pengajaran
yang melibatkan gambaran-gambaran guna menginformasikan atau mendorong lahirnya
respon emosional. Keefektivan penyajian pelajaran melalui multimedia seperti
ini memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor seperti berikut ini :
-
Sajikan konsep-konsep dan
gagasan-gagasan satu per satu.
-
Gunakan bidang penayangan dilayar untuk
tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pembelajaran.
-
Susunlah unsur-unsur itu dan aturlah
hubungan antara unsur-unsur itu.
-
Pilihlah slide yang berkualitas baik
menurut teknis dan estetis.
-
Pilihlah musik yang dapat menyentuh
perasaan untuk penyajian.
-
Jangan terlalu banyak narasi.
3. Media Berbasis Komputer
Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya, penggunaan computer sebagai media pengajaran dikenal
dengan nama pengajaraan dengan bantuan computer (computer-assited
instruction-CAI, atau Computer-assited Learning CAL). Dilihat dari situasi
belajar dimana computer digunakan untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI
bisa berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan.
a. Tutorial
Program
pengajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan
oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan
di layar komputer dengan teks, gambar atau grafik.
b. Drills and Practice (latihan)
Latihan untuk
mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep dapat dilakukan
dengan modus drills and practice. Komputer menyiapkan serangkaian soal atau
pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku atau lembar kerja
workbook. Sebagian besar program drills and practice merekam hasil jawaban
siswa yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukan kepada siswa atau guru
pada akhir kegiatan.
c. Simulasi
Program simulasi
dengan bantuan computer mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi didunia
nyata. Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang
berhubungan dengan resiko seperti bangkrut, malapetaka nuklir, dan lain-lain.
d. Permainan Instrukisional
Program
permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya. Siswa dapat menjadi terampil mengetik karena
dalam permainan siswa dituntut untuk menginput data dengan mengetik jawaban
atau perintah dengan benar.
e. Faktor Pendukung Keberhasilan CAI
Keberhasilan
penggunaan computer dalam pengajaran amat tergantung kepada berbagai factor
seperti proses kognitif dan motivasi dalam belajar.
-
Balajar harus menyenangkan.
-
Interaktivitas.
-
Kesempatan berlatih harus memotivasi,
cocok, dan tersedia feedback.
-
Menuntun dan melatih siswa dengan
lingkungan informal.
4. Multimedia Berbasis Komputer dan
Interactive Video
Meskipun definisi multimedia masih belum
jelas, secara sederhana ia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa
berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Arti multimedia
yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks,
suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang
secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran.
Konsep penggabungan ini dengan sendirinya
memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap
menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan
pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah komputer, video
kamera, video cassette recorder (VCR), overhead projector, multivision (atau
sejenisnya), CD player, compact disc, CD player, yang sebelumnya merupakan
peralatan tambahan komputer, sekarang sudah menjadi bagian unit komputer
tertentu.
I.
Prinsip
Pengembangan dan Produksi Media
Menurut Mukminan untuk mengembangan
media pembeljaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat
digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata :
Visible : mudah dilihat
Interesting : menarik
Simple : sederhana
Useful : isinya berguna/bermanfaat
Accurate : benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitimate : masuk akal/sah
Structu red :
terstruktur/tersusun dengan baik
J.
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan media grafis, tiga dimensi,
dan proyeksi seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada sasarnya memvisualkan
fakta, gagasan, kejadiian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan
sebenarnya untuk dibahas didalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Dilain
pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya diluar kelas dengan
menghadapkan siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati
dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Cara ini lebih bermakna
disebabkan siswa para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya
secara alami sehingga lebih nyata, lebih factual dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. .
Banyak keuuntungan yang diperoleh dari
kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
a)
Kegiatan belajar
lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk dikelas berjam jam, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b)
Hakikat belajar
akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
dengan situasi dan keadaaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c)
Bahan-bahan yang
dapat dipelajari lebih kaya serta lebih actual, sehingga kebenarannya lebih
akurat
d)
Kegiatan belajar
siswa lebih komprehensif dan lebih aktif serata dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain lain
e)
Sumber belajar
menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam,
seperti lingkungan sosisal, lingkungan alam, liingkungan buatan dan lain lain
f)
Siswa dapat
memhahami dan mengahayati aspek aspek kehidupan yang ada dilingkungannya,
sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan
disekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Oleh sebab itu
lingkunga disekitarnya harus dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran dan
lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa. Beberapa kelemahan
dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis
pengaturan dan waktu belajar. Misalnya:
a)
Kegiatan belajar
kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa
ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan
main main
b)
Ada kesan dari
guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang
cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar dikelas
c)
Sempitnya
pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi didalam kelas
1.
Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada
beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
Cara
pertama dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat
setempat untuk mempelajari proses social, budaya, ekonomi, kependudukan dan
lain lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara,
dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang
dan lain lain. Hasilnya dicatat dan di laporkan disekolah untuk dibahas bersama
oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajarannya.
Cara
kedua, dengan kemping atau berkemah. Memerlukan waktu yang cukup sebab siswa
harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim , susasana
dan lain lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekolagi,
biologi, kimia dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, lihat, dan
yang dikerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa kesekolah untuk
dibahas dan dipelajari bersama sama.
Cara
ketiga field trip atau karyawisata. Dalam pengertian pendidikan karyawisata
adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai
bagian integral dari kegiatan kurikuler disekolah. Sebelum karyawisata
dilakukan siswa, sebaiknya drencanakan objek yang akan dipelajari dan cara
mempelajari serta kapan sebaiknya dipelajari
Cara
keempat dengan praktek lapangan. Dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh
keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah
dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru disekolah. Siswa smk dikirimkan
keperusahaan untuk mempelajari dan mempraktekan pembukuan, akutansi dan lain
lain. Dengan demikian preaktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah kejuruan
Cara
kelima melalui proyek layanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini
dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama sama melakukan
kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan,
pertisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan).
Proyek pelayanan pada masyarakat mengandung manfaat yang baik bagi para siswa
maupun bagi masyarakat setempat. Bagi siswa merupakan penerapan atau mencoba
melakukan kegiatan sehubungan dengan kecakapan belajarnya dalam bidang tertentu
Cara
keenam, mengundang manusia sumber atau narasumber. Bebeda dengan cara yang telah dijelaskan
sebelumnya penggunaan narasumber merupakan kebalikannya jika pada cara
sebelumnya kelas dibawa kemasyarakat, pada narasumber mengundang tokoh
masyarakat disekolah untuk memberikan penjelasan megenai keahliannya dihadapan
para siswa. Narasumber yang diundang harus relavan dengan kebutuhan belajar
senhingga apa yang diberikan oleh narasumber dapat diperkaya materi yang
diberikan guru disekolah. Kriteria narasumber dilihat dari keahliannya dalam
suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatannya atau kedudukannya
2.
Jenis Lingkungan Belajar
a.
Lingkungan
social sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan
kehidupan masyarakat, seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata
pencaharian, kebudayaan, pendidikan kependudukan, struktur pemerintahan, agama
dan system nilai.
Lingkungan
social tepat digunakan untuk mempelajari ilmu ilmu social dan kemanusiaan.
Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan social sebagai media dan sumber
belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga,
tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya.
Melalui kegiatan
belajar seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan
usahanya untuk memperoleh inforamsi sebanyak banyaknya dari sumber yang nyata
dan factual
b.
Lingkungan alam,
lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, sumber
daya alam. Lingkungan alam terpusat tepat digunakan untuk bidang studi ilmu
pengetahuan alam.
Siswa dapat
mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan perubahan
yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan
alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran disekolah
serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara
lingkungan, turut serta dalam menanggualangi kerusakan dan pencemaran
lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumberdaya alam bagi
kehidupan manusia.
c.
Lingkungan
buatan disamping lingkunan social dan lingkungan alam ytang alami, ada juga
yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Llingkungan uatan antara lain irigasi
atau pengairan, bendungan, pertamanan, pupuk binatan, perkebunan, penghijauan,
dan pembangkit tenaga listrik.
Siswa dapat
mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya.
Pemanfaatan, fungsinya, pemeliharannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang
berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia serta masyarakat pada
umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitakan dengan kepentingan berbagai bidang
studi yang diberikan disekolah.
Ketiga lingkungan
belajar diatas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui
perencanaan yang sekasama oleh para guru bidang studi baik secarta sendiri
sendiri ataupun bersama.
3.
Langkah Dan Prosedur Penggunaan
Ada
beberapa langkah yang harus ditempuh
dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber balajar yakni
langkah persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut
a)
Langkah
persiapan
Ada beberapa
prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, antara lain
·
Dalam
hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa menentukan
tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
·
Tentukan objek
yang harus dipelajari dan dikunjungi.
·
Menentukan cara
balajar siswa pada saat kunjungan dilakukan
·
Guru dan siswa
mempersiapkan perizinan yang diperlukan
·
Persiapan teknis
yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti, tata tertib diperjalanan dan
ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa , transportasi yang
digunakan, biaya, makanan, dan perlengkapan p3k.
b)
Langkah
pelaksanaan
Pada langkah ini
melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah
disiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai
objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan
sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut,
para siswa bisa mengajjukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya
masing masing supaya waktunya lebih hemat. Catatlah semua inforamsi yang
diperoleh dari penjelasan tersebut, setelah informasi diberikan oleh petugas
para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang
dipelajari.dalam proses inin petugas ini member penjelasan berkenaan dengan
cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal lain sesuai dengan objek
yang dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekan jika
dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya mendiskusikan hasil hasil belajarnya, untuk
lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Akhir kunjungan
dengan ucapan terimakasih kepada petugas pimpinan objek tersebut. Apabiala
objek kunjunga sifatnya bebas dan tak perlu ada petugas yang mendampinginya
para siswa langsung mempelajari objek studi menjatat serta mengadakan wawancara
dengan siapa saja yang menguasai persoalan
c)
Tingkat lanjut
Setiap kelompok
diminta melaporkan hasil hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat meminta
kesan kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, disamping
menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran
bidang studinya. Dilain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan
belajar siswa dan hasil hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan kegiatan balejar
tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusiun laporan
yang lebih lengkap, membuat pertanyaan pertanyaan berkenaan dengan hasil
kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan kesan kesan yang diperoleh
siswa dari kegiatan belajarnya
Proses
pengajaran yang mengoptimalkan lingkungan
sebagai media dan sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan
lingkungan mutlak diperlukan sehingga lingkungan disekitar betul betul menjadi
sumber belajar para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Media pembelajaran adalah wahana
penyalur pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang secara baik agar
lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran mempunyai jenis dan karakteristik, kelebihan serta kekurangannya.
Itulah sebab perlu adanya perencanaan secara sistemmatis dalam penggunaan media
pembelajaran.
Dalam mengembangkan media
pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUAL
(visible,
interesting, simple, useful, accurate, legitimate, structured) dalam
perencanaan sistemmatik untuk penggunaan media.
Media pembelajaran dapat
memperlancar proses pembelajaran. guru
harus mampu memilih dan mengembangkan media yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar