Senin, 28 Desember 2015

makalah media pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang        
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar  itu terjadi karena adanya interksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. 
Perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhdap berbagai dimensi kehidupan manusia baik dalam ekonomi,  social, budaya maupun pendidikan. Dari kenyataan tersebut, tentu pendidikan haruslah mengikuti perkembangan IPTEK tersebut agar tidak tertinggal.
Media telah menunjukan keutamannya membantu para guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan ditangkap oleh para siswa. Media memiliki kekuatan positif yang mampu merubah sikap dan tingkah laku siswa kearah perubahan yang kreativ.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Sehubungan dengan hal itu, peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana perkembangannya saat ini media bukan hanya dipandang sekedar alat bantu akan tetapi merupakan bagian yang penting dalam sistem pendidikan dan pembelajaran. Mengingat begitu besarnya peran media dalam pembelajaran, makalah ini diharapkan mampu membantu kita sebagai calon guru dalam mengenal berbagai media pembelajaran dan karakteristiknya yang bermanfaat untuk kita mengjar ke depannya. 


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Media?
2.      Bagaimana landasan teoritis penggunaan media?
3.      Apa saja ciri-ciri media pembelajaran?
4.      Apa saja manfaat media pembelajaran?
5.      Apa saja jenis dan karakteristik media?
6.      Bagaimana cara pemilihan media?
7.      Bagaimana cara penggunaan media?
8.      Bagaimana cara pengembangan media pembelajaran?
9.      Bagaimana prinsip pengembangan dan produksi media?
10.  Bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media
2.      Untuk mengetahui bagaimana landasan teoritis penggunaan media
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri media pembelajaran
4.      Untuk mengetahui apa saja manfaat media pembelajaran
5.      Untuk mengetahui apa saja jenis dan karakteristik media
6.      Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan media
7.      Untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan media
8.      Untuk mengetahui bagaimana cara pengembangan media pembelajaran
9.      Untuk mengetahui bagimana prinsip pengembangan dan produksi media
10.  Untuk mengetahui bagaimana lingkungan sebagai media pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media
Kata media berasal dari kata latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technnology, 1997) member bataasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau iinformasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media mnunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihk utam dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media.
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata ‘teknologi’ yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”).
Erat hubungannya dengan istilah “teknologi”, kita juga mengenal kata teknik. Teknik dalam bidang pembelajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dan murid. Bahkan Richards dan Rodgers (1982: 154) menjelaskan pula bahwa “teknik” adalah prosedur dan praktek yang sesungguhnya dalam kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah seperti alat pendengar-dengar, bahan pengajaran (Iinstructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), pendidikan alat peraga pandang (visual education), teknologi pendidikan (educational technology), alat peraga dan media penjelas.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media diatas, berikut dikemukakan cirri-ciri umum yang terkandung dari setiap batasan itu:
1)      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2)      Mdia pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3)      Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio
4)      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5)      Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6)      Media pendidikan dapat digunakan secara missal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape/kaset, video recorder).
7)      Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan managemen yang berhuungan dengan penerapan suatu ilmu.



B.     Landasan Teoritis Penggunaan Media
Pemerolehaan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antar pengalamm baru denga pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar (ionic),  dan pengalam abstrak (symbolic). Pengalam langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata “Simpul” dipahami langsung membuat “Simpul”. Pada tingkatan kedua yang diberi label ionic (artinya gambar atau image), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikt tali untuk membuat “ simpul” mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto atau film. Selanjutnya, pada tingkta symbol, siswa membaca (atau mendengar) kata “simpul” dan mencoba mencocokannya dengan “simpul” pada gambar mental atau mencocokannya dengan pengalamannya membuat “ Simpul”. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh “Pengalaman” ( Pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang baru.
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan sisiwa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam symbol-simbol tertentu (encoding)  dan siswa sebagai penerima menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dopahami sebagai pesan  (decoding).
Salah stu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagaii landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experientc  (kerucut pengalaman Dale) ( Dale, 1969) Kercut ini merupakan Elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret, kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambing verbal ( abstrak ). Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi mengajar belajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.



KONGKRET
ABSTRAK
ABSTRAK








C.    Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Elly (1971) Mengemukakan tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa medi digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu ( atau kurang efisien) melakukannya.
a.       Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan merengkam, menyimpan, melestraikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disususn kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket computer dan film. Dengan cirri Fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu di transportasikan tanpa mengenal waktu.
b.      Ciri Manipulatif
Transportasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lafse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
c.       Ciri Distributif
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

D.    Manfaat Media Pembelajaran
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Menurut Kem & Dayton (1985: 3-4). Meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, peerimannya serta pengintegrasiannya kedalam program-program pegajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari pengguanaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsng sebagai berikut:
1.      Penyampaian pelajaran menjadi lebih bagus.setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2.      Pembelajaran bisa menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarikperhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3.      Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4.      Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkiannnya dapat diserap oleh siswa.
5.      Kualitas hasil beajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetauan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
6.      Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu
7.      Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajara dapat ditingkatkan
8.      Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif: beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Encyclopedia of Educational Resourch dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagi berikut:
1.      Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2.      Memperbesar perhatian siswa.
3.      Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembanagn belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4.      Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.      Meumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama mmelalui gambar hidup.
6.      Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membntu perkembangan kemampuan berbahasa.
7.      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.



E.     Jenis dan Karakteristik Media
a.      Taksonomi
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih dikacukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkatkeras merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT, 1977).
1.      Taksonomi menurut Rudi Bretz
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjaadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis dan symbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara media siar dan media rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3)  media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio dan 8) media cetak.
2.      Taksonomi menurut Briggs
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajran, bahan dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan gambar.

b.      Karakteristik
Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “the question of what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the basis for media selection”.
Untuk tujuan praktis, dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang laizm dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual. Media grafis diantaranya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan buletin,
2.      Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, dan laboratorium bahasa                                  .
3.      Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalm arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai (slide), film rangkai (film strip)¸ overhead proyector, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan micro film.

F.     Pemilihan Media
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (ASSURE adalah singkatan dari Analyze Learner Characteristics, State Objective, Select or Modifymedia, Utilize, Require Learner Response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran sebagai berikut.
-          (A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan social ekonomi, serta menganalisi karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain, pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
-          (S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pengajaran yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang diharapkan siswa miliki.
-          (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pengajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi, dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
-          (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktek dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian.
-          (R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektivan proses belajar mengajar. Respon siswa bermascam-macam, seperti mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi, menganalisis alternative pemecahan masalah.
-          (E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pengajaran, keefektivan media, pendekatan dan guru sendiri.
Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
a.       Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi factor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia, dan sumber-sumber yang tersedia.
b.      Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi.
c.       Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketampilan awal, seperti membaca, mengetik, dan menggunakan computer, dan karakteristik siswa lainnya.
d.      Pertimbangan lainnya adalah tingkatan kesenangan (preferensi lembaga, guru dan pelajar) dan keefektivan biaya.
e.       Pemilihan meda sebaiknya mempertimbangankan pula :
-       Kemampua mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan audio).
-       Kemampuan mengakomodasikan respon siswa yang tepat (tertulis, audio, dan kegiatan fisik).
-       Kemampuan mengakomodasikan umpan balik.
-       Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.
f.       Media sekunder harus mendapat perhatian karena pengajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut :
1.      Motivasi
      Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannmya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Oleh karena itu, perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pengajaran itu.
2.      Perbedaan Individual
      Siswa belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelejensia, tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
3.      Tujuan Pembelajaran
      Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Disamping itu pertanyaan mengenai tujuan belajar yang ingin dicapai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana yang harus mendapatkan perhatian pokok dalam media pengajaran.

4.      Organisasi Isi
      Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan kedalam urut-urutan yang bermakna. Siswa akan memahami dan mengingat lebih lama materi pelajaran yang secara logis disusun dan diurut-urutkan secara teratur.
5.      Persiapan Sebelum Belajar
      Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses.
6.      Emosi
      Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan. Media pengajaran adalah cara yang sangat baik untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7.      Partisipasi
      Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, seorang siswa harus menginternalisasi informasi, tidak sekedar diberitahukan kepadanya. Oleh sebab itu, belajar memerlukan kegiatan. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi disela-sela penyajian materi pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
8.      Umpan Balik
      Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan.
9.      Penguatan (reinforcement)
      Apabila siswa berhasil belajar ia didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang didorong oleh keberhasilan amat bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi perilaku di masa-masa yang akan dating.
10.  Latihan dan Pengulangan
      Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual sesorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks.
11.  Penerapan
      Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atau situasi baru.

Ø  Kriteria Pemilihan
            Seperti telah diuraikan diatas, kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari system instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.
-          Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
-          Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi
-          Praktis, luwes, dan bertahan.
-          Guru terampil menggunakannya.
-          Pengelompokan sasaran.
-          Mutu teknis.
-           

G.    Penggunaan media
            Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pengajaran. Media pengajaran yang akan dibahas tersebut akan mengikuti taksonomi Leshin, dan kawan-kawan (1992) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan, kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja / latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audiovisual (video, film, slide bersama tape, televise), dan media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan computer dan video interaktif).
1.      Media Berbasis Manusia
      Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkonsumsikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial soscrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain.
      Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pengajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar .. Langkah-langkah rancangan jenis pengajaran ini adalah sebagai berikut :
a.       Merumuskan masalah yang relevan.
b.      Mengidentifikasi pengetahuanan keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c.       Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting ddan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
d.      Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang instruktur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah :
1.      Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya.
2.      Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
3.      Membantu siswa mmbentuk dan mengintegralisasi representasi masalah atau tugas.
4.      Membantu siswa mengidentifikasi persamaan anatara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
5.      Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah.
6.      Gunakan representasi grafik masalah itu yang dihubungkan dengan uraian verbal.
e.       Kembangkan masalah dalam kontek yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan.
f.       Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
2.      Media Berbasis Cetakan
      Materi pengajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu : konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
a.      Konsistensi
-       Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf.
-       Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi.
-        
b.      Format
-       Jika paragraph panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai : sebaliknya, jika paragraph tulisan pendek-pendek, ajah dua kolom akan lebih sesuai.
-       Isi yang berbeda suapayadipisahan dan dilabel secara visual.
-       Taktik dan strategi pengajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
c.       Organisasi
-       Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa pembaca mengenai dimana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab nerapa mereka baca.
-       Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
-       Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.
d.      Daya Tarik
            Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.
e.       Ukuran Huruf
-       Pilihlah ukuran huruf yang sesuai dengan siswa, pesan dan lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci. Misalnya, ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang baik untuk tekks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.
-       Hindari penggunaan huruf capital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
f.       Ruang (spasi) Kosong
a.       Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontraks. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat bberbentuk :
1.      Ruang sekitar vjudul.
2.      Batas tepi (marjin) : batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa/pembeaca untuk masuk ke tenga-tengah halaman.
3.      Spasi antar-kelompok : semakin lebar kolmnya, semakin luas spasi diantaranya.
4.      Permulaan pragraf diindentasi
5.      Penyesuaian spasi antar baris untuk antar paragraph.

3.      Media Berbasis Audio-Visual 
Media visual yang menggabungkan penggunan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan edan dikatakan.
            Berikut adalah beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi:
a.       Tulis singkat, padat, dan sederhana.
b.      Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
c.       Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap.
d.      Hindari istilah teknis, kecuali jika isttilah itu diberi batasan atau digambarkan.
e.       Tulislah dalam kalimat aktif.
f.       Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.
g.      Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
h.      Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.
4.      Media Berbasis Komputer
      Dewasa ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Computer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-managed instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai pembantu tambahan dalam belajar: pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-assisted instruction (CAI). CAI mendukung pengajaran dan peltihan akan tetapi ia bukanlah penyampaian utama materi, pelajaran.
      Penggunaan computer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut :
1.      Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran.
2.      Mengevaluasi siswa (tes).
3.      Mengumpulkan data mengenai siswa .
4.      Melakukan analisis statistic mengenai data pembelajaran.
5.      Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).

H.    Pengembangan Media
            Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru berupaya  untuk mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan diuraikan teknik pengembangan media sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh guru. Media tersebut meliputi media berbasis visual (yang meliputi gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audio visual (video dan audio tape), dan media berbasis computer (computer dan video interaktif).

1.      Media Berbasis Visual
      Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambara, sketsa, grafik bagan, chart dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.
      Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan sekseama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep, informasi, atau situasi.
      Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaaduan, penekanan dan keseimbangan. Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna.
·         Kesederhanaan
            Secara umum kesederhanaan itu mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Demikian pula teks yang meyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata).
·         Keterpaduan
            Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
·         Penekanan
            Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsure yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
·         Keseimbangan
            Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu keseimbangan formal cenderung tampak statis.

·         Bentuk
            Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat mengembangkan minat dan pehatian. Oleh karena itu, pemilihan betuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
·         Garis
            Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
·         Tekstur
            Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
·         Warna
            Warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk membangun keterpaduan. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu :
1.      Pemilihan warna khusus (merah, biru, kuning, dan sebagainya).
2.      Nilai warna (tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut).
3.      Intensitas atau kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan.
·         Gambar
            Gambar yang dimaksudkan disini termasuk foto, lukisan, dan sketsa. Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk memvisualkan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.


-          Gambar Jadi
      Gambar jadi merupakan materi pelajaran yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi yang dapat diperoleh dari sumber yang ada. Gambar-gambar dari majalah, booklet, brosur, selembaran dan lain-lain mungkin dapat memenuhi kebuthan kita. Dengan gabungan dari potongan dua gambar atau lebih, kebutuhan terhadap gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat terpenuhi.
-          Gambar Garis
      Meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan kesenian atau melukis, kita dapat membuat gambar sederhana yang merupakan sketsa atau gambar garis (stick figure). Gambar garis kendati amat sederhana dapat menunjukkan aksi atau sikap dengan dampak yang cukup baik. Dengan gambar garis kita dapat menyampaikan cerita atau pesan-pesan penting.
      Dalam membuat gambar garis cirri utama obyek, aksi, atau situasi yang ingin dilukiskan harus tetap ada. Wajah yang ceria dapat dibedakan dari wajah yang cemberut dengan garis-garis lengkung pada wajah (misalnya mulut dan alis). Bentuk sesuatu objek yang sederhana dapat dilukiskan dengan gambar garis tanpa mengkhawatirkan penafsiran yang keliru dari siswa.

2.      Media Berbasis Audio-Visual
      Media audio-visual merupakan bentuk media pengajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk :
a.       Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
b.      Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
c.       Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
d.      Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.

·         Radio dan Tape
            Penggunaan media audio sangat mendukung sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
            Meskipun tidak ada prosedur buku tentang penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut ;
-          Mempersiapkan diri.
-          Membangkitkan kesiapan siswa.
-          Mendengarkan materi audio.
-          Diskusi (membahas) materi program audio.
-          Menindaklanjuti program.
·         Kombinasi Slide dan Suara
            Gabungan slide dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi. Sistem multimedia ini serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pengajaran kelompok atau pengajaran perorangan dan belajar mandiri.
            Media pengajaran gabungan slide dan tape dapt digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pengajaran yang melibatkan gambaran-gambaran guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Keefektivan penyajian pelajaran melalui multimedia seperti ini memerlukan perhatian khusus kepada faktor-faktor seperti berikut ini :
-          Sajikan konsep-konsep dan gagasan-gagasan satu per satu.
-          Gunakan bidang penayangan dilayar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pembelajaran.
-          Susunlah unsur-unsur itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur itu.
-          Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis.
-          Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian.
-          Jangan terlalu banyak narasi.
3.      Media Berbasis Komputer
      Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penggunaan computer sebagai media pengajaran dikenal dengan nama pengajaraan dengan bantuan computer (computer-assited instruction-CAI, atau Computer-assited Learning CAL). Dilihat dari situasi belajar dimana computer digunakan untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan.
a.      Tutorial
            Program pengajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar komputer dengan teks, gambar atau grafik.
b.      Drills and Practice (latihan)
           Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep dapat dilakukan dengan modus drills and practice. Komputer menyiapkan serangkaian soal atau pertanyaan yang serupa dengan yang biasa ditemukan dalam buku atau lembar kerja workbook. Sebagian besar program drills and practice merekam hasil jawaban siswa yang kemudian dapat dilaporkan atau ditunjukan kepada siswa atau guru pada akhir kegiatan.
c.       Simulasi
            Program simulasi dengan bantuan computer mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi didunia nyata. Program ini berusaha memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang berhubungan dengan resiko seperti bangkrut, malapetaka nuklir, dan lain-lain.
d.      Permainan Instrukisional
            Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Siswa dapat menjadi terampil mengetik karena dalam permainan siswa dituntut untuk menginput data dengan mengetik jawaban atau perintah dengan benar.
e.       Faktor Pendukung Keberhasilan CAI
            Keberhasilan penggunaan computer dalam pengajaran amat tergantung kepada berbagai factor seperti proses kognitif dan motivasi dalam belajar.
-          Balajar harus menyenangkan.
-          Interaktivitas.
-          Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback.
-          Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal.
4.      Multimedia Berbasis Komputer dan Interactive Video
      Meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana ia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran.
      Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah komputer, video kamera, video cassette recorder (VCR), overhead projector, multivision (atau sejenisnya), CD player, compact disc, CD player, yang sebelumnya merupakan peralatan tambahan komputer, sekarang sudah menjadi bagian unit komputer tertentu.

I.       Prinsip Pengembangan dan Produksi Media
            Menurut Mukminan untuk mengembangan media pembeljaran perlu diperhatikan prinsip  VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata :
Visible             : mudah dilihat
Interesting       : menarik
Simple             : sederhana
Useful             : isinya berguna/bermanfaat
Accurate          : benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitimate       : masuk akal/sah
Structu            red       : terstruktur/tersusun dengan baik


J.      Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran
Penggunaan media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada sasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadiian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk dibahas didalam kelas dalam membantu proses pengajaran. Dilain pihak guru dan siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya diluar kelas dengan menghadapkan siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan siswa para siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya secara alami sehingga lebih nyata, lebih factual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. .
Banyak keuuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar, antara lain:
a)      Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk dikelas berjam jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
b)      Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan  dengan situasi dan keadaaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c)      Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih actual, sehingga kebenarannya lebih akurat
d)     Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif serata dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain lain
e)      Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam, seperti lingkungan sosisal, lingkungan alam, liingkungan buatan dan lain lain
f)       Siswa dapat memhahami dan mengahayati aspek aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Oleh sebab itu lingkunga disekitarnya harus dioptimalkan sebagai media dalam pengajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan dan waktu belajar. Misalnya:
a)      Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ketujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main main
b)      Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar dikelas
c)      Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi didalam kelas


1.      Teknik Menggunakan Lingkungan
Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
Cara pertama dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses social, budaya, ekonomi, kependudukan dan lain lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara, dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang dan lain lain. Hasilnya dicatat dan di laporkan disekolah untuk dibahas bersama oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajarannya.
Cara kedua, dengan kemping atau berkemah. Memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim , susasana dan lain lain. Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekolagi, biologi, kimia dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, lihat, dan yang dikerjakan selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa kesekolah untuk dibahas dan dipelajari bersama sama.
Cara ketiga field trip atau karyawisata. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler disekolah. Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya drencanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajari serta kapan sebaiknya dipelajari
Cara keempat dengan praktek lapangan. Dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru disekolah. Siswa smk dikirimkan keperusahaan untuk mempelajari dan mempraktekan pembukuan, akutansi dan lain lain. Dengan demikian preaktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah kejuruan
Cara kelima melalui proyek layanan dan pengabdian kepada masyarakat. Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, pertisipasi dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat mengandung manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat setempat. Bagi siswa merupakan penerapan atau mencoba melakukan kegiatan sehubungan dengan kecakapan belajarnya dalam bidang tertentu
Cara keenam, mengundang manusia sumber atau narasumber.  Bebeda dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya penggunaan narasumber merupakan kebalikannya jika pada cara sebelumnya kelas dibawa kemasyarakat, pada narasumber mengundang tokoh masyarakat disekolah untuk memberikan penjelasan megenai keahliannya dihadapan para siswa. Narasumber yang diundang harus relavan dengan kebutuhan belajar senhingga apa yang diberikan oleh narasumber dapat diperkaya materi yang diberikan guru disekolah. Kriteria narasumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatannya atau kedudukannya
2.      Jenis Lingkungan Belajar
a.       Lingkungan social sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan kependudukan, struktur pemerintahan, agama dan system nilai.
Lingkungan social tepat digunakan untuk mempelajari ilmu ilmu social dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan social sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya.
Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh inforamsi sebanyak banyaknya dari sumber yang nyata dan factual
b.      Lingkungan alam, lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, sumber daya alam. Lingkungan alam terpusat tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran disekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggualangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumberdaya alam bagi kehidupan manusia.
c.       Lingkungan buatan disamping lingkunan social dan lingkungan alam ytang alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Llingkungan  uatan antara lain irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, pupuk binatan, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya. Pemanfaatan, fungsinya, pemeliharannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia serta masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitakan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan disekolah.

Ketiga lingkungan belajar diatas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perencanaan yang sekasama oleh para guru bidang studi baik secarta sendiri sendiri ataupun bersama.

3.      Langkah Dan Prosedur Penggunaan
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh  dalam menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber balajar yakni langkah persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut
a)      Langkah persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini, antara lain
·         Dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.
·         Tentukan objek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
·         Menentukan cara balajar siswa pada saat kunjungan dilakukan
·         Guru dan siswa mempersiapkan perizinan yang diperlukan
·         Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti, tata tertib diperjalanan dan ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang harus dibawa , transportasi yang digunakan, biaya, makanan, dan perlengkapan p3k.
b)      Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang telah disampaikan sebelumnya. Dalam penjelasan tersebut,  para siswa bisa mengajjukan beberapa pertanyaan melalui kelompoknya masing masing supaya waktunya lebih hemat. Catatlah semua inforamsi yang diperoleh dari penjelasan tersebut, setelah informasi diberikan oleh petugas para siswa dengan bimbingan petugas melihat dan mengamati objek yang dipelajari.dalam proses inin petugas ini member penjelasan berkenaan dengan cara kerja atau proses kerja, mekanismenya atau hal lain sesuai dengan objek yang dipelajarinya. Siswa bisa bertanya atau juga mempraktekan jika dimungkinkan serta mencatatnya. Berikutnya para siswa dalam kelompoknya  mendiskusikan hasil hasil belajarnya, untuk lebih melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Akhir kunjungan dengan ucapan terimakasih kepada petugas pimpinan objek tersebut. Apabiala objek kunjunga sifatnya bebas dan tak perlu ada petugas yang mendampinginya para siswa langsung mempelajari objek studi menjatat serta mengadakan wawancara dengan siapa saja yang menguasai persoalan
c)      Tingkat lanjut
Setiap kelompok diminta melaporkan hasil hasilnya untuk dibahas bersama. Guru dapat meminta kesan kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, disamping menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya. Dilain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan kegiatan balejar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusiun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan berkenaan dengan kesan kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya
Proses pengajaran yang mengoptimalkan lingkungan  sebagai media dan sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis. Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan mutlak diperlukan sehingga lingkungan disekitar betul betul menjadi sumber belajar para siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan pembelajaran. Media pembelajaran yang dirancang secara baik agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai jenis dan karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebab perlu adanya perencanaan secara sistemmatis dalam penggunaan media pembelajaran.
            Dalam mengembangkan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUAL  (visible, interesting, simple, useful, accurate, legitimate, structured) dalam perencanaan sistemmatik untuk penggunaan media.
            Media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran. guru  harus mampu memilih dan mengembangkan media yang tepat. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar