Sungguh
puisi lebay
======================
Orang
lebay itu katanya sih julukan buat orang yang suka berlebihan. Berlebih dalam
hal berpakaian, berbicara, bertindak maupun hal lainnya. Entahlah, kalau untuk
orang yang berlebih dalam hal makan memakan itu masih dijuluki orang lebay atau
bukan yaa. Hehe.
Utamanya
dalam hal mencinta, sungguh mungkin tepat sekali jika banyak orang dimasukkan
dalam kategori ini. Pasalnya,orang yang mencinta sangat senang sekali mengobral
kata-kata pada orang yang dicintainya. Khusunya para lelaki, meski tak jarang
perempuan juga bertingkah seperti ini. Bukan hanya sekedar puitis kata-kata
yang diucapkannya, malahan sungguh amat bombastis.
“
Aku tak bisa hidup tanpamu, tanpamu aku galau..”
Nah,
kata-kata seperti ini nih biasanya yang suka kita dengar. Tanpamu aku galau sih
masih wajar deh, mungkin belum bisa lupain, apalagi untuk bisa move on yaaahh.
hehe(kasihan,) hehe . Tapi tetep aja sih ga baik juga seperti ini. Tapi, aku
tak bisa hidup tanpamu itu mah udah bisa dibilang melewati batas lebay.hehe .
Gimana bisa dibilang tak bisa hidup kalau masih bisa bernapas dan menjalani
aktivitas?
Jadi,
selama ini kamu hidup karena dia? Kamu bisa bertahan karena dia juga? Haduh.
Lebih tepat kata aku tak bisa hidup
tanpamu ini ditujukan untuk Yang Maha
Hidup. Karena ketika hidup kita ditujukan untuk Yang Maha Hidup, so kita bakal
menemukan kehidupan. Bener ga ?? : )
Nah,
coba baca deh sajak ini.
PUISI
LEBAY
Kenapa
laut memiliki ombak, tapi aku tak bisa memiliki dia?
Aduhai,
kenapa langit punya awan putih bergumpal-gumpal lembut, tapi aku tak punya dia?
Kenapa
bunga disukai kumbang, tapi dia tak suka aku?
Wahai,
kenapa kereta berjalan di atas rel
Tapi
dia tidak mau berjalan di atas kehidupanku
Kenapa
cincin berjodoh dengan jari manis,
Tapi
dia tak mau menjadikanku jari manisnya?
Kenapa
mie suka bersama dalam mangkuk
Tapi
dia tak suka bersamaku dimana pun-apalagi di mangkuk?
Kenapa
untuk menulis “lengkap” harus ada “K”-nya, atau nanti jadi “lengap”
Tapi
dia tidak mau jadi huruf apapun untuk melengkapiku?
Padahal
lalat saja selalu nempel ditumpukan sampah
Dia
tidak mau nempel sama sekali padaku
Kenapa?
Kenapa
kalau Pak Presiden SMS, menterinya selalu me-reply sigap,
Tapi
dia tak pernah membalas satu pun SMS-ku?
Kenapa
kalau Pak Presiden posting sesuatu selalu di-like/comment/mention,
tapi
dia tak pernah sekali pun like/comment/mention aku?
Kenapaaa?
Hiks,
kenapa laut memiliki ombak, tapi aku tak bisa memiliki dia?
====
Nah,
itu sajak Bang Tere Liye di salah satu bukunya.
And
how about this poem??
Mungkin
ada sebagian yang bilang emang lebay, biasa aja, kasihan banget yang ngalami
cinta kaya gini, jleb banget nih buat gue (kalo yang ngerasa) atau mungkin
karena membela orang lebay (karena temennya orang lebay) bilang puisi ini
wajarlah namanya juga cinta. Maunya selalu bersama, dan gak mau cintanya
sebelah mata (bertepuk sebelah tangan kalee).
Ya,
namanya juga perasaan. Memang tak pernah salah. Siapa juga yang membiarkannya
singgah. Tak ada. Karena ia adalah fitrah. Tapi tak usah juga berlebihan dalam
menyikapinya. Jangan berlebihan, sampai menghabiskan waktu hanya untuk
memikirkannya. Karena mungkin dia tak
pernah sedikit pun memikirkan kita. Ataupun jangan berlebihan sampai
menghabiskan air mata kita untuk orang yang mungkin tak pernah menangis untuk
kita. Karena terlalu berlebihan justru yang rugi adalah diri kita sendiri.
Susah tidur, ga enak makan, mata bengkak.
Ada
lagi pesan Bang Tere :
“Perasaan
adalah perasaan. Cinta adalah cinta. Meski tidak kita bilang, tetap saja cinta.
Bahkan kalaupun cinta itu ditolak, dihina, dibanting, dia sungguh tetap cinta.
Paling disebut dengan cinta tak sampai. Cinta terpendam” ( Tere Liye, sajak “Bilang”).
So, gak
usah deh obral kata-kata, menggombal, ataupun melakukan hal lainnya yang
berlebihan hanya supaya dia tahu perasaan kita. Justru ketika kita mencinta
secara berlebihan bisa merubah perasaan itu menjadi keinginan yang tak
terkendali. Karena sungguh, dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta.