Rabu, 07 Januari 2015

Hakikat Manusia dalam Pandangan Filsafat



Hakikat Manusia dalam Pandangan Filsafat
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat. Ada 4 aliran dalam antropologi filsafat, antara lain :
1.      Aliran Serba Zat, berpendapat bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi. Manusia dan alam adalah materi.
2.      Aliran Serba Ruh, berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh. Aliran ini menganggap ruh adalah hakikat, sedangkan badan hanyalah penjelmaan atau bayangan.
3.       Aliran Dualisme, berpendapat bahwa manusia terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani ruhani.
4.      Aliran Eksistensialisme, berpendapat bahwa hakikat manusia adalah eksistensi dari manusia. Hakikat manusia adalah ruh sedangkan jasadnya hanyalah alat yang digunakan ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak dapat dikatakan manusia. Pandangan ini akhirnya memperlihatkan keberadaan manusia secara utuh, bahwa mereka adalah pencari kebenaran.
Filsafat berpendapat bahwa hakikat manusia itu berkaitan antara badan dan roh. Islam secara tegas mengatakan bahwa badan dan roh adalah substansi alalm, sedangkan alam adalah makkhluk dan kedua di cipakan oleh Allah. Dalam hal ini dijelaska bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan manusia menurut hokum alam materiil. menurut islam, manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan roh yang berasal dari tuhan. Oleh karena itu, hakikat manusia adalah roh sedngkan jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh roh semata.

1. Pandangan Ilmu Pengetahuan tentang Manusia
Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan berbicara berdasarkan akal pikirannya. Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibandingkan makhluk lain.Karena itu manusia harus menggunakan akal dan inderanya untuk memahami mana kebenaranyang sesungguhnya, atau kebenaran yang dibenarkan. Eksistensi manusia yang padat itu harus dimengerti dan dipikirkan. Manusia aalah makhluk religius, dimana manusia memperlakukan agama sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi dan diyakini. Amembangun manusia yang sanggup melakukan pembangunan duniawi yang berarti bagi hidup pribadi di akhirat kelak.

2. Kepribadian Manusia dan Pendidikan
Sebelum terjadi proses pendidikan di luar dirinya, manusia cenderung beruaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri, dimana manusia berusahamengerti, dan mencari hakikat kepribadian tentang siapa diri mereka sebenarnya. Dalam prosesnya , peran efektif pendidikan terhadap pembinaan manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung factor pembawaan manusia sejak lahir. Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna. Pendidikan dianggap sebagai transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Masalah Ruhani dan Jasmani
Di dalam diri manusia terdapat 6 rasa menjadi satu, yakni : intelek, agama, sosial, seni, dan harga diri / sifat keakuan. Phytagoras & Diasgenes berpendapat bahwa ruh merupakan satu unsur halus yang dapat meninggalkan badan. Jika pergi dari badan, ruh kembali kea lam yang tinggi, meluncur ke angkasa luar dan tidak mati. Meskipun setingginya ilmu manusia tidak akan pernah dapat melebihi Tuhan.

Referensi: Jalaludin dan Idi, Abdullah. 2012. “filsafat pendidikan”. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar