PANDANGAN TENTANG NILAI
Sebelum
penulis memberikan pandangan terkait permasalahan nilai. Penulis akan sedikit
menganalisis beberapa hal terkait permasalahan nilai ini. Nilai, sebenarnya
merupakan sebuah sifat dari suatu barang yang hanya mengandung dan berhubungan
dengan subjek yang tahu akan nilai itu sendiri. Tanggapan nilai—misalnya
kebaikan—sebenarnya juga bukanlah suatu ‘makhluk’ yang hidup tersendiri dalam
salah satu ‘dunia’, akan tetapi Ia pun mempunyai suatu cara tersendiri untuk
berada (being), terlepas dari persoalan apakah ada yang menyatakan adanya atau
tidak. Setiap individu mempunyai perasaan tentang nilai dan tak pernah terdapat
suatu masyakarat tanpa sistem nilai. Melakukan pertimbangan nilai adalah
kebiasaan sehari-hari bagi kebanyakan orang. Bagi kebanyakan orang penilaian
terjadi secara terus menerus. Sebenarnya, ‘nilai’ merupakan pengertian yang
luas lingkupnya dibandingkan dengan pengertian ‘yang baik’, dan pengertian
tersebut menyangkut perangkat hal yang disetujui dan yang tidak disetujui.
Sehingga, seperti yang penulis sebutkan di atas tadi, maka terus terjadi
perdebatan yang tak kunjung selesai ketika masalah ukuran nilai ini disetujui
atau tidak disetujui. Dalam bahasa kita sehari-hari, sering kita mengatakan
bahwa “barang ini mempunyai nilai,” sebenarnya, bahasa yang kita gunakan ini
adalah sebuah pemberian penghargaan atas obyek yang menurut subjektif kita,
patut untuk diberi nilai. Maka dari sini sebenarnya nilai adalah sebuah
pemberian karena adanya penghargaan yang diberikan. Dengan demikian, maka
penulis berpandangan bahwa sebenarnya nilai itu kembali pada individu yang
memberi nilai itu sendiri. Namun, biasanya adanya nilai ini juga membutuhkan
kesepakatan bersama. Tidak semua orang akan memberi nilai yang serupa, tetapi nilai
itu biasanya juga dipengaruhi oleh adanya norma-norma, etika, dan adat istiadat
yang berlaku di masyarakat. Adapun hubunganya dengan filsafat ialah, filsafat
merupakan seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita,
aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan
dan prinsip etis.
Menurut
Sidney Hook, filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan
pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan
kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk
atau baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak
dalam kehidupannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pemaparan yang telah penulis jelaskan di atas, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa nilai tidak lain tidak bukan adalah standar atau ukuran yang
digunakan untuk mengukur segala sesuatu. Ilmu yang mempelajari nilai ini
disebut dengan aksiologi, yang sebenarnya merupakan urutan ketiga dari
sistematika filsafat. Dua hal yang sering dipermasalahkan dalam nilai adalah
masalah etika dan estetika. Terkait dimana sebenarnya letak dari sebuah nilai
itu, maka sebenarnya nilai itu hanyalah pemberian dan hal ini lagi-lagi kembali
kepada individu masing-masing ketika ia memberikan sebuah penilaian.
REFERENSI
:
Purwanto,
Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar