Minggu, 18 Januari 2015

PANDANGAN TENTANG NILAI



PANDANGAN TENTANG NILAI
Sebelum penulis memberikan pandangan terkait permasalahan nilai. Penulis akan sedikit menganalisis beberapa hal terkait permasalahan nilai ini. Nilai, sebenarnya merupakan sebuah sifat dari suatu barang yang hanya mengandung dan berhubungan dengan subjek yang tahu akan nilai itu sendiri. Tanggapan nilai—misalnya kebaikan—sebenarnya juga bukanlah suatu ‘makhluk’ yang hidup tersendiri dalam salah satu ‘dunia’, akan tetapi Ia pun mempunyai suatu cara tersendiri untuk berada (being), terlepas dari persoalan apakah ada yang menyatakan adanya atau tidak. Setiap individu mempunyai perasaan tentang nilai dan tak pernah terdapat suatu masyakarat tanpa sistem nilai. Melakukan pertimbangan nilai adalah kebiasaan sehari-hari bagi kebanyakan orang. Bagi kebanyakan orang penilaian terjadi secara terus menerus. Sebenarnya, ‘nilai’ merupakan pengertian yang luas lingkupnya dibandingkan dengan pengertian ‘yang baik’, dan pengertian tersebut menyangkut perangkat hal yang disetujui dan yang tidak disetujui. Sehingga, seperti yang penulis sebutkan di atas tadi, maka terus terjadi perdebatan yang tak kunjung selesai ketika masalah ukuran nilai ini disetujui atau tidak disetujui. Dalam bahasa kita sehari-hari, sering kita mengatakan bahwa “barang ini mempunyai nilai,” sebenarnya, bahasa yang kita gunakan ini adalah sebuah pemberian penghargaan atas obyek yang menurut subjektif kita, patut untuk diberi nilai. Maka dari sini sebenarnya nilai adalah sebuah pemberian karena adanya penghargaan yang diberikan. Dengan demikian, maka penulis berpandangan bahwa sebenarnya nilai itu kembali pada individu yang memberi nilai itu sendiri. Namun, biasanya adanya nilai ini juga membutuhkan kesepakatan bersama. Tidak semua orang akan memberi nilai yang serupa, tetapi nilai itu biasanya juga dipengaruhi oleh adanya norma-norma, etika, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Adapun hubunganya dengan filsafat ialah, filsafat merupakan seperangkat keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan dan prinsip etis.
Menurut Sidney Hook, filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan yang telah penulis jelaskan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa nilai tidak lain tidak bukan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengukur segala sesuatu. Ilmu yang mempelajari nilai ini disebut dengan aksiologi, yang sebenarnya merupakan urutan ketiga dari sistematika filsafat. Dua hal yang sering dipermasalahkan dalam nilai adalah masalah etika dan estetika. Terkait dimana sebenarnya letak dari sebuah nilai itu, maka sebenarnya nilai itu hanyalah pemberian dan hal ini lagi-lagi kembali kepada individu masing-masing ketika ia memberikan sebuah penilaian.
REFERENSI :
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar