KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT. makalah yang
berjudul “Jenis-jenis penelitian” ini
mampu kami selesaikan sesuai waktu yang
telah ditentukan. Adapun maksud dari penyusunnan karya tulis ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Metodologi Penelitian”
Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang
dimiliki, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun
isi serta pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah lain di masa yang akan
datang.
Akhir kata kami berharap semoga karya tulis ini
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.
Serang, 25 Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar........................................................................................................... ..............i
Daftar
Isi..................................................................................................................... .............ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. .............1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... .............2
C.
Tujuan Penulisan............................................................................................ .............2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Jenis penelitian berdasarkan tujuan............................................................... ............
3
2.2
Jenis penelitian berdasarkan pendekatan...................................................... ............
4
2.3
Jenis penelitian berdasarkan tempat............................................................. ............
5
2.4
Jenis penelitian berdasarkan fungsi .............................................................. .......... 6
2.5
Jenis penelitian berdasarkan metode............................................................. ..........
13
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................... ...........14
Daftar Pustaka........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa
Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search
(mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari
bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari
kembali”.Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam,
salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate
Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan
bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan
menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah
diterima”. Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan
bahwa penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lain bernama Woody
memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaran yang
dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.
Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli dan peneliti telah
menggolongkan penelitian ke dalam berbagai jenis ragam penelitian sesuai
kriteria yang diterapkan menurut kepentingan penelitian. Penelitian dapat
digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu, antara lain berdasarkan pendekatan, berdasarkan fungsi dan
berdasarkan tujuan.
Jenis penelitian sangat beragam macamnya,
disesuaikan dengan cara pandang dan dasar untuk memberikan klasifikasi akan
jenis penelitian tersebut. Secara umum jenis penelitian didasarkan pada cara
pandang Etika Penelitian dan Pola Pikir yang melandasi suatu model konseptual
- Rumusan Masalah
- Sebutkan jenis penelitian berdasarkan tujuan ?
- Sebutkan jenis penelitian berdasarkan pendekatan ?
- Sebutkan jenis penelitian berdasarkan tempat ?
- Apa saja jenis penelitian berdasarkan fungsi ?
- Apa saja jenis penelitian berdasarkan metode?
- Tujuan Penulisan
Setelah
mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan mampu :
- Menyebutkan jenis penelitian berdasarkan tujuan
- Memahami jenis penelitian berdasarkan pendekatan
- Menjelaskan jenis penelitian berdasarkan tempat
- Menjelaskan jenis penelitian berdasarkan fungsi
- Menjelaskan jenis penelitian berdasarkan metode
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Jenis
Penelitian Berdasarkan Tujuan
- Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang
dilaksanakan untuk menemukan ilmu (pendidikan ) dan masalah masalah yang baru
dalam bidang pendidikan.ilmu pendidikan dan masalah masalah yang diperlukan
melalui penelitian pendidikan benar benar baru
dan belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya,suatu penelitian telah
menghasilkan profil atau kriteria kepemimpinan efektif dalam manejemen berbasis
sekolah,atau penelitian tentang suatu metode atau prosedur baru dalam
pembelajaran bahasa inggris yang menyenangkan peserta didik.
- Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang
dilaksanakan untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu (pendidikan)
yang telah ada. Misalnya, penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam
pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA atau
penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam organisasi/satuan
pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam organisasi bisnis
atau perusahaan.
- Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang
dilaksanakan untuk menguji kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada,
baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun praktek pendidikan itu
sendiri. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu pendidikan.
Misalnya, suatu penelitian dilakukan
untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya
kepemimpinan, atau penelitian yang dilakukan untuk menguji efektifitas
model-model pembelajaran yang telah ada dalam mata pelajaran tertentu.
2.2
Jenis
Penelitian Berdasarkan Pendekatan
1.
Penelitian
Kuantitatif (quantitative research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang
digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat
terhadap varaiabel-variabel tertentu, sehingga mengasilkan simpulan simpulan
yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis
data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan
terutama untuk mengembangkan teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan
pengkuran disertai analisis secara statis di dalam penellitian mengimplikasikan
bahwa penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
2.
Penelitian
Kuliatatif (Qualitative Research)
Penelitian kualitatif ini adalah penelitian untk menjawab
permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakuukan secara wajar dan alami sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara
lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari,
berinteraksi dengan mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam
lapangan dengan waktu yang cukup lama.
3.
Penelitian
Perkembangan (Developmental Reseach)
Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian
tentang pola dan urutan pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Objek penelitiannya adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu,
seperti peserta didik, guru, kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya.
Tujuan peelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan individu dalam kurun
waktu tertentu.
Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.
a. Studi
alur panjang (longitudinal)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan
perubahan individu yang sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup
lama (jangka panjang)
b. Studi
silang-sekat (cross-selectional)
Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan,
perkembangan, dan perubahan yang terjadi pada individu pada tingkat atau
kelompok usia tertetu dengan waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti
tidak perlu mengamati individu teralu lama karena dapat diganti dengan subjek
baru dari berbagai kelompok/tingkat usia. Untuk menarik simpulan, peneliti
tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama. Misalnya, meneliti tentang
kemampuan berbahasa Indonesia pada peserta didik di kelas satu saja atau di
kelas dua saja, dan seterusnya.
c. Studi
kecenderungan (ternd)
Studi ini bertujuan untuk menentukan
bentuk perubahan di masa lampau agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa
datang. Fungsi studi ini adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.
2.3
Jenis
Penelitian Berdasarkan Tempat
1. Penelitian
Kepustakaan (libarary research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di perpustakaan.
2. Penelitian
laboratrium (laboratory research),
yaitu penelitian yang dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering
digunakan dalam penelitian eksperimen.
3. Penelitian
lapangan (field research), yaitu
penelitian ang dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan
dan laboratorium.
2.4
Jenis
Penelitian Berdasarkan Fungsi
1.
Penelitian
Dasar (basic/fundamental research)
Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
menemukan dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasidan teori baru.
Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip dan
hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah. Penelitian
ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori yang
dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.
2.
Penelitian
Terapan (applied research)
Penelitian terapan dilakukan berkenaan
dengan pemecahan masalah dan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam
kehidupan nyata. Fungsi penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah
praktis. Tujuan penelitian terapan tidak semata-mata untuk mengembangkan
wawaasan keilmuan, tetapi juga untuk pemecahan masalah praktis, sehingga hasil
penelitian dapat dimanfaatkan.
3.
Penelitian
Tindakan (action research)
Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian
refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya
adalah untuk memperbaiki proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendikan
secara utuh, mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Tujuan
penelitian ini menunjukkan implikasi yang harus diperhatikan. Pertama,
penelitian tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai konsep penelitian
ilmiah. Kedua, harus meliatkan kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan
kolaborasi. Ketiga, harus dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan
seperti ketrampilan mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan melakukan
refleksi diri.
Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
a. Untuk
memperbaiki praktik
b. Untuk
mengembangkan kemampuan profesional dalam arti mengembangkan pemahaman dan
ketrampilan baru para praktisi dalam praktik yang dilaksanakan
c. Untuk
memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.
Inti dari penelitian tindakan ini adalah
menekankan pada tindakan dalam praktik atau situasi nyata yang terbatas,
sehingga diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran.
4.
Penelitian
Penilaian (assessment research)
Penelitian penilaian adalah penelitian
yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu
setelah menjalani suatu perlakuan dengan waktu dan program tertentu.
5.
Penelitian
Evaluasi (evaluation research)
Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian
terapan, tetapi tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian
evaluatif adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian keberhasilan,
manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk, atau
kegiatan suatu lembaga berdasarkan kreteri tertentu. Manfaat penelitian ini
antara lain adalah dapat menambah waawasan tentang suatu kegiatan dan dapat
mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para
pimpinan untuk melakukan kebijakan.
Penelitian evaluatif menjelaskan adanya
kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi bisa dikatakan juga penelitian
ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa
yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang
memerlukan evaluasi.
6.
Penelitian
Komparatif
Studi komparatif (comparative study) atau studi
kausal komparatif (causal comparative studi) merupakan jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu
variable tertentu. Tujuan penelitian komparatif adalah untuk melihat perbedaan
dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang sejenis atau
hampir sama yang melibatkan semua unsur atau komponennya. Analisis penelitian
dilakukan terhadap persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan,
factor-faktor pendukung hasil. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsure-unsur
atau factor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan.
Jika suatu yang dibandingkan itu tentang situasi
atau kejadian, maka unsure-unsur atau komponen yang dianalisis sedikit berbeda,
seperti deskripsi situasi atau kronologis kejadian, kompleksitas situasi atau
intensitas kejadian, factor-faktor penyebab dan akibat-akibatnya. Dari analisis
tersebut juga akan dapat ditemukan factor-faktor dominan yang melatarbelakangi
atau diakibatkan oleh suatu situasi atau kejadian.
Penelitian komparatif dapat digunakan
jika: (a) metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan
untuk dilakukan, (b) penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan
memanipulasi factor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab-akibat
secara langsung, (c) pengontrolan terhadap seluruh variable (kecuali variable
bebas) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat-buat, serta mencegah interaksi
secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh, dan (d)
pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak
praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan.
7.
Penelitian
Korelasional
Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable
atau lebih, yakni hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam
variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks
yang dinamai koefisien korelasi. Penelitian korelasional dapat digunakan untuk
menguji hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan
besar-kecilnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menguji
hipotesis yang dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung
koefisien kolerasi (r) antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan
variabel-variabel mana yang berkolerasi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui
variabel-variabel yang berhubungan dengan kompetensi professional guru. Semua
variabel yang ada kaitannya, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman
mengajar, mata pelajaran yang diampu, dan lain-lain diukur, lalu dihitung
koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat
hubungannya dengan kompetensi professional guru.
Karakteristik penelitian korelasional yaitu:
a. Adanya
hubungan dua variabel atau lebih
b. Adanya
koefisien korelasi, yang menunjukkan tinggi rendahnya hubungan
c. Tidak
ada perlakuan (treatmean) khusus
d. Dan
data yang diperoleh bersifat kuantitatif.
Penelitian korelasional memiliki beberapa kelemahan,
antara lain: (a) hanya mengidentifikasi hubungan antar variabel, bukan
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, (b) kurang tertib dan ketat jika
dibandingkan dengan metode eksperimental karena kurang melakukan control
terhadap variabel-variabel bebasnya, (c) cenderung mengidentifikasi pola
hubungan semu yang kurang reliable dan valid, (d) pola hubungan sering tidak
menentu dan kabur, (e) sering memberikan rangsangan penggunaannya semacam
pendekatan “shot gun”, yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber
yang beragam dan memberikan interprestasi yang bermakna atau yang berguna.
Penelitian korelasi dapat digunakan jika: (a)
variabel-variabel yang diteliti cukup rumit, tidak dapat dimanipulasi dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental, (b) ingin mengukur beberapa
variabel yang saling berhubungan secara serentak dan realistic, (c) ingin
mengetahui eratnya hubungan atau tinggi rendahnya hubungan antar variabel, dan
(d) jumlah subjek tidak terlalu banyak.
Kekuatan korelasi antara berbagai variabel
penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara
-1 sampai +1. Koefisien korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik
berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien
korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran,
sedangkan koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbanding
terbalik atau ketidaksejajaran. Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi
menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Semakin besar koefisien korelasi
(positif ataupun negative), maka sekamin besar kekuatan hubungan
antar-variabel.
Terdapat tiga makna penting dari suatu variabel,
yaitu:
a. Kekuatan
hubungan antar variabel
b. Signifikansi
statistic hubungan kedua variabel tersebut
c. Dan
arah korelasi
Kekuatan hubungan dapat dilihat dari besar kecilnya
indeks korelasi.
8.
Penelitian
Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara
intensif seorang individu, kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau
mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk
mempelajari secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang
sesuatu kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya. Mendalam, artinya
mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis secara intensif
factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut. Tekanan utama
dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan itu? Apa yang dia lakukan
setiap harinya? Bagaimana hubungan sosial dia dengan teman-temannya? Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi tindakannya tersebut?
Karakteristik penelitian studi kasus: (a)
menyelidiki suatu kasus atau masalah secara mendalam dan sistematis, (b)
menghasilkan suatu gambaran yang lengkap yang terorganisasi dengan baik, (c)
lingkup masalah dapat mencakup keseluruhan aspek kehidupan atau hanya
bagian-bagian tertentu dan factor-faktor yang spesifik saja, tergantung tujuan
studi, (d) sekalipun studi ini hanya menganalisis unit-unit kecil dan spesifik
tetapi dapat melibatkan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar, (e)
adanya suatu target, yaitu untuk memecahkan masalah, dan (f) pada umumnya menggunakan
pendekatan longitudinal.
Contoh isu-isu dalam suatu kasus yakni peserta didik
jarang masuk sekolah, guru tidak disiplin dalam mengajar, peserta didik tidak
naik kelas, peserta didik sering tidur didalam kelas, dan lain-lain. Disini,
peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalaman subjek pada masa lalu,
sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan factor-faktor penyebab munculnya
kasus tersebut. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti teman, pimpinan
(kepala sekolah), guru, orang tua, termasuk subjek itu sendiri. Teknik
memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara,
studi dokumentasi, tes, dan lain-lain tergantung pada kasus yang dipelajari.
Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain,
jika perlu dibahas atau didiskusikan dengan peneliti lain sebelum menarik
simpulan-simpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan
oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.
Keunggulan yaitu: (a) peneliti dapat mempelajari
subjek secara mendalam dan menyeluruh, (b) hasil studi dapat dijadikan
informasi awal untuk perencanaan penelitian yang lebih besar dan luas, (c)
karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap
variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang
memerlukan perhatian lebih intensif, (d) hasil studi kasus dapat melengkapi
contoh-contoh yang berguna untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan
secara statistik.
Kelemahan-kelemahan: (a) data yang
diperoleh sifatnya subjektif, maksudnya hanya berlaku untuk individu yang
bersangkutan, (b) hasil studi tidak dapat digunakan untuk kasus yang sama pada
individu yang lain, (c) karena focus studi terbatas pada unit-unit yang kecil,
studi-studi kasus dibatasi dalam keterwakilannya, (d) generalisasi informasi
sangat terbatas penggunaannya, sehingga tidak berlaku terhadap populasi sampai
ada penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut, (e) pemilihan kasus itu
sendiri lebih kepada sifat dramatiknya daripada sifat atau cirri kasus itu
sendiri, atau dipilih karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya, (f) jika
hanya menempatkan data pada satu konteks tertentu tanpa melihat konteks yang
lain, maka penafsiran subjektif dari peneliti dapat mempengaruhi hasil studi,
dan (g) studi kasus tidak dapat menguji
hipotesis, tetapi dapat melahirkan hipotesis untuk penelitian lebih lanjut.
9.
Penelitian
dan Pengembangan (Research and Development)
Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses
atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar
dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau
perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
dikelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software),
seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran dikelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,
pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain. Metode penelitian ini dianggap cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik.
Penelitian pendidikan pada umumnya jarang diarahkan
pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan
baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian
terapan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa
metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluative, dan eksperimental.
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal
untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (a)
kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan
dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (b) kondisi pihak pengguna (dalam
bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna
lainnya), (c) kondisi factor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan
penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsure pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan
pendidikan tempat produk tersebut akan diterapkan.
Metode evaluative, digunakan untuk mengevaluasi
produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian
dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan
temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).
Metode eksperimental, digunakan untuk
menguji keampuhan produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah
ada pengukuran, pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk,
belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran
selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok
kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara
acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut
dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.
2.5
Jenis-jenis
penelitian berdasarkan metode
- Penelitian sejarah
Pada dasarnya, penelitian sejarah merupaka expost facto research di bawah
payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat
dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis
penelitian di bawah payung quantative research. Penelitian sejarah memfokuskan
kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan yang terjadi pada masa
lampau. Tujuannya yakni untuk :
a.
Mendeskripsikan dan merekontruksi
fenomena masa lampau secara sistematis, obyektif dan rasional dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti
secara faktual untuk memperoleh simpulan yang kuat.
b.
Meningkatkan pemahaman dan memperkaya
wawasan kita tentang fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi
masa kini, serta kemungkinan-kemungkinan penerapannya pada masa yang akan
datang.
Sehubungan dengan penelitian sejarah, John W. Best
(1997) menjelaskan sejarah merupakan “rekaman” prestasi manusia. Ia bukan
semata-semata daftar rangkaian peristiwa secara kronologis, melainkan suatu
deskripsi berbagai hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia,
peristiwa, waktu dan tempat. Tidak semmua orang bisa dijadikan subjek penelitian sejarah tanpa
diperhitungkan juga interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan, atau
instuisi-instuisi yang hidup pada jamannya.
Dalam penelitian sejarah dapat juga diajukan
hipotesis meskipun hipotesis tersebut tidak selalu dinyatakan secara eksplisit.
Biasanya sejarahwan menyimpulkan bukti-bukti dan secara cermat menilai
kepercayaannya. Jika buktinya ternyata cocok dengan hipotesisnya, maka
hipotesis tersebut teruji. Sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian
ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a.
Sumber primer, (a.1) sumber yang
diperoleh secara langsung dari objek peninggalan masa lampau, seperti : candi,
istana, senjata, dsb. (a.2) cerita, penuturan, dan catatan dari para saksi mata
ketika peristiwa tersebut terjadi, seperti : undang-undang, piagam,
otobiografi, dsb.
b.
Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara
tidak langsung melalui bahan-bahan/dokumen tertulis, seperti : ensiklopedia,
buku, majalah, koran, dsb.
Sumber
informasi dalam penelitian sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat bagian :
- dokumen, yaitu materi yang tertulis dalam bentuk buku, majalah, koran, dsb.
- Rekaman yang bersifat numerik, yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik, misalnya skor tes, laporan sensus, dsb.
- Pernnyataan lisan, yaitu melakukan wawancara dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi. Ini merupakan bentuk khusus dari penelitian sejarah yang disebut oral history.
- Relief, yaitu objek fisik atau karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang peristiwa masa lalu. Contohnya, monumen, peralatan, pakaian, dsb.
Untuk menjamin kebenaran informasi yang
ada, terutama dalam data sekunder perlu diadakan external critism maupun
internal critism. Dalam external critism dikaji tentang siapa yang menulis
dokumen, apa tujuan penulisan dokumen tersebut, kapan dan dimana dokumen itu
dibuat, dalam kondisi yang bagaimana dokumen itu ditulis, apakah dokumen
tersebut merupakan naskah asli, dan seterusnya. Untuk menetapkan umur satu
dokumen, peneliti dapat meibatkan unsur-unsur penting, seperti pengujian tnda
tangan, bentuk huruf, penggunaan bahasa dan termasuk juga uji fisik dan kimiawi atas tinta, cat, kertas, dsb.
Dalam internal critism dikaji, misalnya apa yang dimaksudkan oleh pengarang dalam
pernyataannya, apakah pernyataannya tersebut dapat dipercaya, apakah terlihat
konsistensi antara pernyataan yang satu dengan yang lainnya, dsb. Peneliti
sejarah harus benar-benar yakin bahwa datanya autentik dan akurat, sehingga
dapat memandang data tersebut sebagai bukti sejarah yang berharga untuk
ditelaah secara serius.
Karakteristik penelitian sejarah, yaitu :
- Menggunakan data sekunder, data yang diobservasi oleh orang lain.
- Hanya mengumpulkan informasi, karena itu jika tidak dilakukan ekstra hati-hati, informasi tersebut kurang valid dan reliabel, berat sebelah dan bias.
- Selain data sekunder, ada juga data primer yang dikumpulkan melalui pengamatan melalui pengamatan secara langsung. Diantara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas yang kuat sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
- Terdapat dua jenis kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot data yakni: kritik eksternal dan kritik internal.
- Dibandingkan dengan penelitian perpustakaan, pendekatan sejarah lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas.
Menurut Fraenkel dan Wallen (1990), ada
empat langkah pokok dalam penelitian sejarah, yaitu merumuskan masalah,
menemukan sumber-sumber informasi sejarah yang relevan, meringkas dan
mengevaluasi informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tersebut, serta
mempresentasikan dan menginterpretasikan informasi-informasi tersebut yang
dihubungkan dengan masalah atau pertanyaan dalam penelitian. Langkah-langkah
ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa tahap, dan setiap tahap terdiri atas
langkah-langkah operasional sebagai berikut :
Tahap pertama :
persiapan penelitian
Pada tahap ini biasanya peneliti
menyusun desain penelitian, yang meliputi: memilih dan merumuskan masalah,
menetapkan tujuan penelitian, menjelaskan manfaat hasil penelitian, merumuskan
asumsi, memilih pendekatan penelitian, menentukan langkah-langkah kegiatan
penelitian, menyusun instrumen dan pedoman analisis data.
Tahap kedua :
pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian sejarah dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Heuristik
(pengumpulan data)
b. Kritik
(verifikasi)
c. Interpretasi
(penafsiran)
d. Histiriograf
(penulisan sejarah)
Tahap ketiga :
penyusunan laporan hasil penelitian
- Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menjawab
persoalan-persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini.
Pola-pola penelitian deskriptif ini antara lain : survey, studi kasus,
causal-comparative, korelasional, dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a)
menjelaskan suatu fenomena, (b) mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan
fuktual berdasarkan fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi masalah-masalah
atau melakukan justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang
berlangsung, (d) membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa
yang dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama dan
memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan
keputusan di masa yang akan datang.
- Penelitian eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut Tuckman (1982)
ada 4 jenis, yaitu pre experimental, true experimental, factorial, dan quasi
experimental. Berbeda dengan Tuckman, Sukmadinata (2009) dalam bukunya
menyatakan bahwa penelitian eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari
penelitian ekperimen murni (true experimental), eksperimen kuasi (quasi
experimental), eksperimen lemah (weak experimental) dan eksperimen subjek
tunggal (single subject experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang
paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam
eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya
terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan
karakteristiknya (dicari yang sama). Sedangkan pada eksperimen semu (quasi
experimental) pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel
saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
Eksperimen lemah merupakan metode
penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi
tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar
validitasnya. Eksperimen jenis ke empat adalah eksperimen subjek tunggal.
Eksperimen subjek tunggal merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek
tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen
murni, kuasi dan lemah belaku.
- Penelitian survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil
sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat
kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku
individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi
yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel
dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan
informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan
nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara,
observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat
dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan
penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui
telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini
adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk
tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat
superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan
analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan
kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan
kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan
populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan
(eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau
meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian operational
dan pengembangan indikator-indikator sosial.
- Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto (after the fact) merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis
penelitian ini disebut juga sebagai restropective study karena meneusuri
kembali terhadap suatu peristiwa dan kemudian menelusuri ke belakang untuk
menyelidiki faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian
ini dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena
perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian
yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dlakukan pada
saat penelitian berlangsung.
Dalam beberapa hal penelitian ekspos
fakto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai
pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan
yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Jenis penelitian berdasarkan tujuan
Penelitian Ekslporasi
Penelitian Pengembangan
Penelitian Verifikasi
- Jenis penelitian berdasarkan pendekatan
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
Penelitian Perkembangan
- Jenis penelitian berdasarkan tempat
Penelitian Kepustakaan
Penelitian Laboratorium
Penelitian Lapangan
- Jenis penelitian berdasarkan fungsi
Penelitian Dasar
Penelitian Terapan
Penelitian Tindakan
Penelitian Penilaian
Penelitian Evaluasi
Penelitian Komparatif
Penelitian Korelasional
Penelitian Studi Kasus
Penelitian dan Pengembangan
- Jenis penelitian berdasarkan metode
Penelitian Sejarah
Penelitian Deskriptif
Penelitian Eksperimen
Penelitian Survey
Penelitian Ekspos Fakto
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11679493/Jenis-Jenis_Penelitian.
(diakses pada tanggal 25 februari 2016)
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/23/jenis-penelitian/
. (diakses pada tanggal 24 februari 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar