PENGGUNAAN
TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD
PROPOSAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti seminar proposal
Oleh :
|
HALIMATUSSA’DIAH
|
NIM.
2227132467
|
PENDIDIKKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016
- Latar belakang masalah
Mata pelajaran kewarganegaraan merupakan ilmu
pengetahuan yang bertujuan membentuk diri berdasarkan ciri-ciri masyarakat
indonesia.
Pendidikan pkn secara teoritis dapat dikatakan
sebagai “seleksi dan adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu social, ilmu
kwarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk mencapai salah salah satu tujuan
ips” (somantri. 200 :159)
Lebih lanjut somantri (200:154) mengemukakan bahwa
pendidikan kwarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan dan pengetahuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga
negara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Sedangkan djahiri (2002: 91) menjelaskan lebih
lanjut tentang makna pkn sebagai berikut :
Ppkn sebagai bagian pendidikan ilmu kwarganegaraaan
atau pkn dimana pun dan kapan pun sama/mirip, yakni program dan rekayasa
pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga negara yang baik,
beriman, dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa (YME), memiliki nasionalisme
(rasa kebangsaan) yang kuat atau mantap, sadar serta mampu membina serta
melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia, warga masyarakat, dan
bangsa negaranya, tata asas ketentuan (rule
of law), demokratis, dan partisipatif, aktif, kreatif-positif dalam
kebhinekaan kehidupan bermasyarakat bangsa madani yang menjungjung tinggi hak
asasi manusia serta kehidupan yang terbuka mendunia (global) dan modern tanpa
melupakan jati diri masyarakat bangsa dan negaranya.
Melalui mata pelajaran pkn diharapkan mampu membawa
masyarakat indonesia menjadi warga negara yang memiliki kepribadian dan
konsisten serta mampu mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam menjalankan proses
kehidupan. Melalui mata pelajaran kewarganegaraan juga diharapkan warga negara
indonesia dapat menjadi warga negara yang professional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, memiliki adab yang tinggi,
berdisiplin, berpartisipasi, aktif dalam membangun kehidupan yang dihadapi
berdasarkan nilai-nilai luhur pancasila.
Untuk mewujudkan itu semua bukan suatu pekerjaan yang
mudah, apalagi pada anak usia sekolah dasar yang masih memiliki sikap dan
perilaku yang suka bermain-main dan meniru tingkah laku orang dewasa. Guru
selaku orang yang bertanggung jawab didalam pendidikan formal disekolah,
seharusnya selalu aktif dan kreatif dalam berusaha meningkatkan hasil belajar
anak didiknya. Guru harus selalu mencari alternatif pembelajaran yang sesuai dengan materi yang
akan disampaikan kepada siswa, dengan harapan siswa akan merasa bersemangat
dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah maupun belajar dirumah.
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran
pendidikan kewarganegaarn, guru sebaiknya menggunakan strategi, metode, serta
teknik pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa, salah
satunya ialah pembelajaran dengan menggunakan teknik mind map.
Teknik pembelajaran mind mapping merupakan cara
mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar
dari otak. Model mind mapping adalah
cara mencacat yag kreatif, efektif dan secara harafiah akan ‘’memetakan’’
pikiran-pikiran kita. Model pembelajaran mind mapping juga sangat sederhana (tony buzan, 2006:4).
Hakekatnya model pembelajaran mind mapping, selain untuk memperoleh daya hafal dan pemahaman
konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui
kebebasan berimajinasi. Kebebasan berimajinasi dituangkan dalam bentuk gambar,
banyak warna, humor, dan provikasi. Hal inilah membuat peneliti mencoba untuk
menggunakan teknik tersebut untuk diterapkan dalam pembelajaran pkn di sekolah
dasar pada konsep globalisasi
Mind mapping
atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh tony
buzan. Lebih lanjut de porter dan hernacki (2000: 153) menjelaskan, “peta
pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunaka citra
visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih
dalam”. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam
kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel
saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti
cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga
menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi
tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan
semakin mudah.
Penggunaan metode dan teknik yang efisien selalu
dikaitkan dengan harapan peningkatan kompetensi siswa dalam proses pembelajaran
dan pecapaian hasil belajar yang memuaskan, tak terkecuali dengan penggunaan mind map.
Dari paparan diatas penulisan mempunyai kesimpulan
untuk meneliti “penggunaan teknik mind map untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada mata pelajaran pkn“ yang diharapkan nantinya akan menjadi
salah satu alternatif yang positif dalam pembelajaran pendidikan kwarganegaraan
pada tingkat satuan pendidikan dasar.
- Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
- Rendahnya pemahaman tentang konsep pkn, sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat melibatkan siswa dalam memahaminya.
- Banyaknya guru yang menggunakan metode pembelajaran konvensional ceramah, sehingga kurang memacu keterlibatan siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran.
- Perlunya strategi pembelajaran yang langsung melibatkan siswa dalam pemahaman konsep globalisasi yaitu dengan mengggunakan teknik pembelajaran mind map
- Kuranganya kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam kehidupan mereka dimasa mendatang.
- Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
- Apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara siswa yang belajar dengan teknik mind map dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional ?
- Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapat pembelajaran mind map lebih baik dibanding dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional ?
- Pembatasan masalah
Agar masalah ini dapat dikaji secara mendalam dan
dalam penelitian dapat terarah serta menghindari meluasnya permasalahan, maka
perlu adanya pembatasan masalah pada upaya peningkatan pemahaman konsep sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar Pkn siswa kelas IV SD melalui teknik mind map
- Tujuan penelitian
Tujuan
Penelitian ini adalah :
1. Untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara siswa
yang belajar dengan teknik mind map
dan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional
2. Untuk
mengetahui apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapat pembelajaran
mind map lebih baik dibanding dengan
siswa yang mendapat pembelajaran konvensional
- Kegunaan penelitian
Adapun
manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan dalam dunia pendidikan. Dimana sumbangan tersebut dapat berbentuk:
- Manfaat teoritis
a.
Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
pembinaan kemampuan guru melalui keanekaragaman teknik pembelajaran yang
dianggap positif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa
b.
Sebagai kajian pustaka bagi mereka yang
akan melaksanakan penelitian dalam bidang yang sama dimasa mendatang.
- Manfaat praktis
a.
Bagi guru
1) Untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai teknik pembelajaran.
2) Alternatif
penggunaan teknik pembelajaran untuk menambah wawasan guru dalam upaya
meningkatkan pemahaman konsep siswa
3) Membantu
mencari alternatif pembelajaran yang efektif serta memberikan wawasan baru
untuk meningkatkan pembelajaran.
b.
Bagi siswa
1) Meningkatkan
kreatifitas siswa, memberikan pengalaman serta memberikan suasana yang
menyenangkan sehingga siswa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
2) Menerapkan
bimbingan yang nyata pada siswa akan pentingnya mempelajari pkn, dan
menumbuhkan pengertian bagi mereka bahwa pkn merupakan salah satu mata
pelajaran yang dapat menumbuhkan sikap nasionalisme warga negara.
- Kerangka berpkir
Uma Sekaran dalam bukunya bussines research (1991)
mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan barbagai factor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Dalam penelitian ini, kerangka berpikir
ditunjukan :
- Hipotesis Penelitian
1. Terdapat
perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara siswa yang belajar dengan teknik mind map dan siswa yang belajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional
2. Peningkatan
pemahaman konsep siswa yang mendapat pembelajaran mind map lebih baik dibanding dengan siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional
I.
Kajian
Teoritik
- Teknik pembelajaran Mind Map
- Konsep Teknik pembelajaran Mind Map
Setiap tujuan pasti terdapat jalan untuk
mencapaiknya. Begitupun dalam pembelajaran, ada berbagai cara untuk melakukan
jalannya pembelajaran, yang disesuaikan dengan tujuan tersubut. Cara itu di
kenal dengan metode pembelajaran. Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos”
yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Metode adalah cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Metode pembelajaran ialah cara untuk
mempermudah peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Metode
pembelajaran yang sukses ialah metode pembelajran yang membuat siswa semakin
mudah mencapai tujuan pembelajaran. pemilihan metode yang baik, perlu didukung
dengan pemilihan teknik yang tepat. “teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan metode.
Dalam kegiatan belajar mengajar metode memiliki
peranan yang penting. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode dalam pelaksanaannya. Seorang guru tidak akan bisa
melaksanakan tugasnya bila guru tersebut tidak menguasai salah satu metode
mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan.
Pengetahuan akan metode – metode mengajar sangat diperlukan bagi para pendidik,
sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau
tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Pembelajaran tidak hanya terbatas pada membaca buku
atau mendengarkan pengajaran yang tidak dapat memberikan pemahaman. Menurut
Yovan, pembelajaran melibatkan pemikiran yang bekerja secara asosiatif,
sehingga dalam pembelajaran terjadi penghubungan antar satu informasi dengan
informasi yang lain. Dalam pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat dengan
penggunaan otak sebagai pusat aktifitas mental dari pengambilan, pemrosesan,
hingga penyimpanan informasi. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses
sinergisme antara otak dan pemikiran untuk menghasilkan daya guna yang optimal.
Teknik Mind
Map telah ditemukan dan dipopulerkan oleh Tony Buzzan pada awal tahun 1970.
Metode ini telah digunakan di berbagai negara di seluruh dunia misalnya
negara-negara di benua Eropa, benua Asia, USA, Afrika Selatan, Amerika latin
dan negara Singapura yang telah mewajibkan siswa SD hingga perguruan tinggi
untuk menggunakan model pembelajaran ini karena sudah terbukti keberhasilan
dari penggunaan metode ini.
Menurut Silberman teknik Mind Map (pemetaan pikiran) adalah cara kreatif bagi siswa secara
individual maupun berkelompok untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran,
atau merencanakan penelitian baru. Mind
Map adalah teknik visual yang menyeleraskan proses belajar dengan cara
kerja alami otak. Buzan mengemukakan Mind Mapping adalah teknik mencatat yang
didasarkan pada cara kerja otak menyimpan informasi.
Berdasarkan uraian diatas teknik adalah perencanaan
atau pola yang digunakan dalam menghasilkan ide-ide kreatif, mencatat pelajaran
atau dalam perencanaan melakukan penelitian baru dengan menggunakan pikiran
utama sebagai pusat pembahasan, yang diselingi dengan gambar, simbol, cabang
utama, anak cabang dan diikuti dengan kata sebagai penjelas pembahasan. Dengan
memerintahkan kepada siswa untuk membuat peta pikiran, diharapkan mereka akan
menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang
mereka pelajari dan apa yang mereka rencanakan.
Pada proses pembelajaran seringkali siswa mengeluh
karena lupa akan materi pelajaran yang mengharuskan siswa banyak mencatat dan
menghafal. Padahal materi yang satu dengan yang lainya masih memiliki
keterkaitan antara materi sebelumnya dengan materi selanjutnya. Oleh sebab itu
guru perlu memberikan keterampilan kepada siswa untuk mengatur informasi dan
materi-materi pelajaran yang diberikan sehingga tidak lupa dan ingat kembali
ketika memerlukan informasi tersebut.
Dalam proses belajar siswa mendapatkan pertambahan
materi berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta maupun kejadian-kejadian.
Informasi yang telah diperoleh siswa kemudian akan diolah. Proses pengolahan
informasi akan melibatkan cara kerja otak, sehingga informasi yang diperoleh
dan telah diolah menjadi suatu ingatan. Ingatan merupakan proses biologi, yaitu
pemberian terhadap kode-kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi
kembali ketika informasi itu dibutuhkan. Semua pengalaman yang dirasakan akan
disimpan dalam otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan
proses otak mengenai nilai dan kegunaannya.
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan daya ingat. Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang
dilihat, didengar, dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat
informasi yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi,
siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan.
Pembelajaran yang dilakukan disekolah selama ini
diberikan kepada siswa yang tidak didasarkan pada sistem kerja otak. Kebanyakan
sekolah hanya mengajak anak untuk menggunakan otak kirinya saja dengan memaksa
anak untuk menghafal dan berhitung. Mind
Map sangat mirip dengan neuron dalam sel otak manusia, membentuk jaringan
yang luas namun saling berkaitan satu sama lain. Mind Map membantu siswa dalam proses mengingat dengan lebih muda karena
di dalamnya terdapat warna, gambar, dan kata kunci yang jauh lebih menarik bagi
otak. Pada saat pelajaran biasanya guru akan menyuruh siswa untuk mencatat
materi. Mencatat dilakukan agar mempermudah siswa berlatih mengingat, selain
itu setelah pembelajaran usai siswa juga bisa membaca kembali catatan yang
dimilikinya.
Teknik mencatat yang digunakan di beberapa sekolah
masih menggunakan teknik mencatat linier. Teknik ini dilakukan siswa dengan mencatat
berurutan dalam bentuk garis lurus menggunakan bolpoin hitam atau biru. Teknik mencatat
ini hanya melakukan setengah pekerjaan yang digunakan melatih kemampuan otak
kiri. Dalam mencatat linier fungsi kinerja otak kurang maksimal termasuk dalam
mengolah informasi yang diterima. Berbeda dengan Mind Mapping yang dapat
menggabungkan dua fungsi belahan otak. Mind Mapping adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengeluarkan informasi ke luar otak,
yang merupakan cara mencatat kreatif dan efektif.
Tabel
1.1
Perbedaan
Catatan Biasa dengan Mind Mapping
Catatan
Biasa
|
Mind
Mapping
|
Hanya berupa
tulisan – tulisan saja
|
Berupa tulisan,
simbol, dan gambar
|
Hanya dalam satu
warna
|
Berwarna-warni
|
Untuk mereview
ulang memerlukan waktu yang lama
|
Untuk mereview
ulang memerlukan waktu yang pendek
|
Waktu yang
diperlukan untuk belajar lebih lama
|
Waktu yang
diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
|
Statis
|
Membuat individu
menjadi lebih kreatif
|
Inti dari Mind
Mapping adalah terbentuknya asosiasi.
Mind Mapping yang baik akan selalu
menggunakan kata kunci dan gambar. Untuk memperkuat aspek kreatifitas dan
merangsang daya ingat yang kuat perlu digunakan warna yang beragam. Ini berguna
untuk membedakan antar penjelasan yang satu dengan yang lain. Selain dapat pula
ditambahkan kode-kode tertentu sesuai kenyamanan pembuat Mind Mapping apakah
berupa simbol atau bentuk-bentuk tertentu seperti kotak, lingkaran, segitiga
dan lain-lain.
- Kelebihan Menggunakan teknik Mind Mapping
Menurut Olivia kelebihan metode Mind Mapping adalah
sebagai berikut : a) Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar
otak b) cara baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh c) cara
membuat catatan agar tidak membosankan d) cara terbaik untuk mendapatkan ide
baru dan merencanakan proyek e) alat berfikir yang mengasyikkan karena membantu
dua kali lebih baik, dua kali lebih cepat, dua kali lebih jernih dan dengan
lebih menyenangkan.
Sedangkan menurut Alamsyah kelebihan Mind Mapping
antara lain : a) Memberi pandangan menyeluruh pada pokok masalah atau area yang
luas, b) Memungkinkan siswa merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan
mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana siswa berada, c) Mengumpulkan
sejumlah besar data di satu tempat, d) Mendorong pemecahan masalah dengan
membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru, e) Menyenangkan
untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat, f) Memudahkan siswa berkonsentrasi.
Yovan menjelaskan keutamaan metode pencatatan
menggunakan Mind Mapping adalah : a) Tema utama terdefinisi secara sangat jelas
karena dinyatakan di tengah b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara
lebih baik. Informsi yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan
tema utama c) Hubungan masing-masing informasi dapat segera dikenali d) Lebih
mudah dipahami dan di ingat e) Informasi baru setelahnya dapat segera
digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga
mempermudah proses pengingatan f) Masing-masing Mind Mapping sangat unik
sehingga mempermudah proses pengingatan g) Mempercepat proses pencatatan karena
hanya menggunakan kata kunci.
- Manfaat Metode Mind Mapping
Menurut Wycoff Mind Mapping memiliki 8 manfaat dalam
pengembangan diri yaitu : a) Dalam bidang penulisan. Mind Mapping dapat
membantu seorang pengarang, misalnya dalam menggali tokoh-tokoh novel baru atau
mendobrak rintangan-rintangan menulis sehingga kegiatan menullis dapat
dilangsungkan secara cepat, mudah, dan mengalir b) Dalam bidang manajemen
project. Mind Mapping dapat membantu seseorang memecah suatu project menjadi
bagian-bagian kecil yang kemudian dapat terawasi secara detail c) Untuk
memperkaya kegiatan brainstorming. Kegiatan brainstorming baik yang dilakukan
secara berkelompok maupun perseorangan, cocok dengan metode Mind Mapping yang
strukturnya mengalir bebas d) Untuk mengefektifkan rapat. Bagi para manajer,
ada kemungkinan besar waktu kerja mereka digunakan untuk menghadiri rapat. Mind
Mapping menjadikan waktu rapat lebih efektif dan produktif e) Menyusun daftar
tugas. Kadang susunan daftar tugas kita tidak membangkitkan semangat kita umtuk
mengerjakanya secara benar dan baik. Mind Mapping akan dapat membantu kita
membuat daftar tugas yang memotivasi f) Melakukan presentasi yang dinamis.
Dengan Mind Mapping materi presentasi akan dapat diingat lebih muda dan membuat
para pendengar presentasi mendapat materi yang kaya dan bervariasi g) Membuat
catatan yang memberdayakan diri. Metode Mind Mapping yang menggabungkan teks
dengan gambar ini akan membantu seseorang dalam mengelola informasi,
menambahkan kaitan dan asosiasi, serta menjadikan informasi lebih bertahan lama
dalam ingatan h) Untuk mengenali diri. Apabila seseorang dapat membiasakan diri
menggunakan pemetaan-pikiran dalam bidang-bidang yang dijalaninya, dia akan di
bawa masuk lebih dalam ke inner selfnya. Mind Mapping mampu mengintegrasikan logika
dan daya khayal. Lewat Mind Mapping, seseorang dapat memunculkan
keunikan-keunikan dirinya secara bebas, mengalir, dan menyangkan.
Sedangkan menurut Noer, ada banyak sekali manfaat
yang didapatkan dengan mencatat dengan mengguakan Mind Mapping, yaitu : a) Mind
Mapping mampu meningkatkan kapasitas pemahaman dengan cara melihat gambaran
besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara detail, mengingat
informasi yang kompleks lebih mudah karena informasi tersebut telah di
kelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubunganya dengan
subjek yang sama atau mengatasi informasi ynag membludak karena telah ditata
dan dikelompokan sedemikian rupa b) Mind Mapping juga meningkatkan kemampuan
seseorang dalam berimajinasi, berkonsentrasi, mengingat, membuat catatan,
meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan hal ini dicapai
karena Mind Mapping mengajarkan untuk melihat persoalan secara keseluruhan dan
melihat hubunganya satu sama lain c) Mind Mapping adalah merangsang sisi kreatif
seseorang lewat penggunaan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat
catatan sekaligus karya seni yang indah. Mind Mapping akan merangsang kemampuan
membandingkan informasi yang ada baik berupa fakta, ide, termasuk data
statistik d) Mind Mapping Mind Mapping adalah membantu seseorang membuat
catatan yang menarik dalam waktu singkat. Selain itu, catatan ini mampu membuka
pemahaman yang baik dan sisi kreatif dengan merangsang munculnya ide-ide dan
insigth baru bahkan pada saat membuat catatan itu sendiri.
Berbeda dengan Buzan, Mind Mapping dapat membantu
kita untuk : a) Merencana b) Berkomunikasi c) Menjadi lebih kreatif d)
Menghemat waktu e) Menyelesaikan masalah f) Memusatkan masalah g) menyusun dan
menjelaskan pikiran-pikiran h) Mengingat dengan baik i) Belajar lebih cepat dan
efisien j) Melihat “gambar keseluruhan”.
Manfaat Mind Mapping menurut Olivia dijelaskan
sebagai berikut : a) Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan
lebih baik dalam mengingat b) Meningkatkan kecerdasan visual dan ketrampilan
observasi c) Melatih kemampuan berfikir kritis dan komunikasi d) Melatih
inisiatif dan rasa ingin tahu e) Meningkatkan kreatifitas dan daya cipta f)
Membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan baik g) Membantu memunculkan ide
cerita atau cerita brilian h) Meningkatkan kecepatan berfikir dan mandiri serta
merangsang pengungkapan pikiran i) Menghemat waktu sebaik mungkin j) Membantu
mengembangkan diri dan merangsang pengungkapan pikiran k) Membantu menghadapi
ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang lebih bagus l) Membantu mengatur
pikiran, hobi, dan hidup kita m) Melatih kordinasi gerakan tangan dan mata n)
Mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang o) Membuat tetap
fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan p) Membantu menggunakan kedua
belahan otak yang membuat kita terus menerus ingin belajar.
- Langkah-Langkah Pembuatan Mind Mapping
Menurut Mahmudin, proses pembuatan sebuah Mind
Mapping secara step by step dapat dibagi menjadi empat langkah yang harus
dilakukan secara berurutan yaitu :
- Menentukan central topik yang akan dibuatkan Mind Mapping-nya, untuk buku pelajaran central topik biasanya adalah judul buku atau judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta usahakan berbentuk image/gambar.
- Membuat Basic Ordering Ideas – BOIs untuk Central Topik yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why, Where, When, Who dan How).
- Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas dari suatu Mind Mapping.
- Melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah MM menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat.
Dalam membuat Mind Mapping, Tony Buzan telah
menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat
memberikan manfaat yang optimal.
- Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
- Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat. c. Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
- Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.
- Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
- Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2–7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.
- Pembuatan Mind Mapping
Proses pembuatan Mind Mapping sangat mudah seorang
guru memerlukan beberapa persiapan khusus dalam pembuatan metode Mind Mapping
utnuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan diantaranya adalah 1) Menyediakan
Kertas kosong ukuran A4, 2) Memulai dari Tengah, karena posisi tengah
memberikan keleluasaan bagi kerja otak dan mengekspresikan diri lebih besar dan
alami, 3) Menggunakan gambar atau simbol-simbol, 4) Menggunakan warna, karena
warna-warni menarik perhatian otak dan meningkatkan kreatifitas berpikir, 5)
Menggunakan garis melengkung, pada setiap cabang dan memebrikan warna agar
tetap terlihat menarik, 6) Imajinasi. Menurut Buzan pembuatan Mind Mapping
dirumuskan dalam tujuh langkah sebagai berikut :
a)
Dimulai dari sisi tengah kertas mulailah
dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar
b)
Gunakan gambar atau foto untuk ide
sentral, karena gambar melambangkan topik utama
c)
Gunakan warna karena bagi otak warna
sama menariknya dengan gambar sehingga Mind Mapping lebih hidup
d)
Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar
pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua
dan seterusnya
e)
Buatlah garis hubung yang melengkung
f)
Gunakan kata kunci untuk setiap cabang
atau garis
g)
Gunakan gambar karena setiap gambar
bermakna seribu kata.
- Bagian-Bagian Mind Mapping
Mind Mapping adalah teknik mencatat dengan
menonjolkan penyajian secara visualisasi. Dalam teknik ini, terdapat beberapa
bagian penting yang tidak boleh dihilangkan diantaranya adalah:
1. Pusat
Mind Mapping
Pusat mind Mapping merupakan gagasan atau ide utama
dalam suatu peristiwa. Pusat Peta Pikiran dapat berupa teks maupun gambar.
dalam hal ini, penggunaan gambar tentu lebih disukai daripada penggunaan teks
karena lebih menyenangkan dan eye cathing.
2. Cabang
Utama
Cabang utama adalah cabang tingkat utama yang
langsung memancar dari pusat peta pikiran. cabang utama ini juga dapat disebut
sebagai Basic Ordering Ideas (BOIs).
3. Anak
Cabang
Anak cabang merupakan pancaran dari cabang utama.
Ketika membuat anak cabang diusahakan menggunakan garis yang meliuk bukan
sekedar garis yang lurus. Pada anak cabang akan tertulis kata yang merupakan
kata kunci dari materi yang diajarkan.
4. Kata
Pada setiap cabang akan berisi satu kata kunci
(keyword).
5. Gambar/Simbol
Tidak ada aturan yang baku dalam proses pembuatan
Mind Mapping.
6. Warna
Dalam proses pembuatan Mind Mapping siswa diharapkan
menggunakan
- Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang
harus dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
A.
Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap
suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk
memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus
untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan
kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan rangkuman dari seluruh
topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam
Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang
akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk
mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
B.
Preview: Tinjauan Awal merupakan
lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih
detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus.
Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup
mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus
untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga
langsung masuk ke langkah Inview.
C.
Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan
inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara
detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat
mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau
diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
D.
Review: Tinjauan Ulang dilakukan
menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah
diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus
diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus
dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di
rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan
berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan
pada pertemuan sebelumnya.
- Kosep Dasar Pendidikan Kwarganegaraan
1.
Definisi kwarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan diartikan sebagai yang
mengatur hubungan orang-orang, warga negara dengan organisasi yang paling kecil
sampai dengan organisasi puncak yaitu negara. Dijelaskan bahwa Civics
membicarakan: (a) hubungan warga negara dengan organisasi sosial, ekonomi,
politik, keagamaan, (b) bagaimana hak-hak asasi manusia itu dilindungi negara,
(c) bagaimana hak-hak politik Negara itu dijalankan,(d) bagaimana warganegara
mengatur diri sendiri dan mengatur kepentingan umum dalam bentuk partisipasi
dan kerjasama.
Tujuan Civics Education adalah
partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dengan kehidupan politik dan
masyarakat baik ditingkat lokal, maupun nasional. Hasilnya adalah dalam
masyrakat demokratis kemungkinan mengadakan perubahan social akan selalu ada.
Jika warganegaranya mempunyai pengetahuan, kemampuan dan kemauan untuk
mewujudkannya. Partisipasi warganegara dalam masyarakat demokratis, harus
didasarkan pada pengetahuan, reflektif kritis dan pemahaman serta penerimaan akan
hak-hak dan tanggung jawab.
Selain itu, Civics Education juga
bertujuan untuk menjadikan warga negara yang baik (Good Citizen) menuju
kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengedepankan semangat demokrasi serta
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan meningkatkan daya kritis masyarakat
sipil serta menumbuhkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat sipil secara
aktif dalam setiap kegiatan yang menjunjung demokratisasi, penegakan HAM dan
perwujudan Civil Society.
- Kompetensi Dasar Pendidikan Kewarganegaraan
- Menjadi warga negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara.
- Menjadi warga negara yang komit terhadap nilai-nilai Hak Asasi manusia dan demokrasi, berpikir kritis terhadap permasalahannya.
- Berpartisipasi dalam:
- Upaya menghentikan budaya kekerasan dengan damai dan menghormati supremasi hukum.
- Menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi sistem nilai Pancasila dan universal.
- Berkontribusi terhadap berbagai persoalan dalampublic policy.
- Memiliki pengertian internasional tentangcivil society dan menjadi warga negara yang kosmopolit.
3. Kosep Dasar Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut bloom (Susanto, 2013, hlm. 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,
yang ia lihat, yang ia alami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau
observasi langsung yang ia lakukan.
1.
Metodelogi
Penelitian
1.
Metode
Penelitian
Metode memegang peranan yang sangat penting dalam
suatu penelitian. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan yang akan dilakukan
dalam penelitian sangat bergantung pada metode yang digunakan. Sesuai dengan
pendapat Arikunto (2006:149) yang mengatakan bahwa, “Metode penelitian
merupakan struktur yang sangat penting, karena berhasil tidaknya ataupun tinggi
rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan dan memilih
metode penelitian”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun
metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Metode ini digunakan untuk mengetahui pengggunaan teknik Mind Map dalam meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran
PKn dikelas IV SD.
2.
Populasi
dan Sampel
Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Warakas 2. Sedangkan sampel pada penelitian kali
ini merupakan sampel yang diambil dengan teknik random sampling yaitu dua
rombel kelas IV, yakni kelas IV B, sebagai kelas eksperimen dan IV A sebagai
kelas control dari jumlah keseluruhan 2 rombel kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Warakas 2.
Kesamaan dalam jumlah siswa dalam satu rombel, lebih
memudahkan peneliti dalam mengacak atau merandom sampel. Salah satu yang
menjadi alasan peneliti dalam menentukan SDN warakas 2 sebagai tempat
penelitian adalah jumlah kelas IV yang berjumlah 2 rombel.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam cara
pengumpulan data yaitu melalui tes, dan observasi. Dalam pengumpulan data ini
terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, kemudian jenis
data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Menurut ( Arikunto 2012. hlm. 79). “Agar dapat
diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus
valid.”Oleh karena itu, sebelum instrumen ini diberikan pada kelas kontrol dan
eksperimen sebagai soal pretest dan postest peneliti menguji terlebih dahulu
tingkat kelayakan soal-soal yang akan diberikan tersebut pada sekolah yang
berbeda.
Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel
3.1
Tabel
teknik pengumpulan data
No
|
Sumber data
|
Jenis data
|
Teknik pengumpulan
|
instrumen
|
1
|
Siswa
|
Pemahaman konsep sebelum mendapatkan
perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan
|
Pretest dan posstest
|
Butir soal pilihan ganda
|
2
|
Siswa dan guru
|
Keterlaksanaan teknik mind map dalam
pembelajaran
|
Observasi
|
Pedoman observasi aktivitas guru dan
siswa selama pembelajaran
|
4.
Instrumen
dan Analisis Instrumen Penelitian
a.
Instrument
Penilaian
Instrument peneliti gunakan untuk mengumpulkan data
pada penelitian ini antara lain :
1.
Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan salah satu instrumen yang
digunakan pada pra dan pasca penelitian. Observasi merupakan, instrumen yang
digunakan bila objek bersifat prilaku manusia, proses kerja, gejala alam,
responden kecil. Oleh karenanya, penilaian observasi dibentuk dari indicator
langkah-langkah pembelajaran. penelitian bertugas sebagai observer ketika
melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran pra-penelitian serta pada
kegiatan penelitian dikelas kontrol. Sedangkan ketika kegiatan perlakuan
dikelas eksperimen, yang berlaku sebagai observer adalah guru mata pelajaran
PKn SDN Warakas 2.
2.
Tes pemahaman dengan soal
Tes yang diberikan berupa soal tertulis, baik
sebelum (pretest) maupun sesudah (posstest) perlakuan . penyusunan instrument
tes tertulis mengacu pada kisi-kisi ditebel berikut :
Tabel
3.2
Tabel
kisi-kisi instrumen tes tertulis
SK
|
KD
|
INDIKATOR
|
DOMINAN
|
|
C1
|
C2
|
|||
4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya
|
4.1
Memberikan contoh sederhana
pengaruh globalisasi di lingkungannya
|
4.1.1 menyebutkan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
|
ü
|
|
4.1.2 menjelaskan pengaruh globalisasi di lingkungannya
|
ü
|
|
||
4.1.3 mendiskusikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
|
|
ü
|
||
4.1.4 memaparkan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya
|
|
ü
|
b.
Analisis
Instrumen Penelitian
1
Uji Validitas
Dalam analisis validitas, maka dibutuhkan rumus
korelasi produk moment yang akan dijabarkan sebagai berikut.
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y.
n : banyaknya
test
x : nilai
hasil uji coba
yI : total test
Setelah didapat harga koefisien validitas maka harga
tersebut diinterprestasikan terhadap kriteria dengan mengunakan tolak ukur yang
dibuat Guilford seperti pada Tabel berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Validitas
Besar
|
Interpretasi
|
|
Validitas
sangat tinggi
|
|
Validitas
tinggi
|
0,70
|
Validitas
sedang
|
0,40
|
Validitas
rendah
|
0,000,20
|
Validitas
sangat rendah
|
|
Tidak
valid
|
2.
Reliabilitas
Menggunakan
rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
Keterangan:
= Koefisien
reliabilitas
= Banyak butir soal
= Jumlah varians skor tiap item
= Varians skor total
3.
Daya
Pembeda
Daya
pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan
rendah). Angka yang menunjukkan besarnya besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D), indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00
sampai 1,00. Seluruh siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok atas
dan kelompok bawah. Seluruh kelompok dibagi dibagi sama besar, 50% kelompok
atas dan 50% kelompok bawah. (Arikunto,2009, hlm. 211)
Cara menentukan daya pembeda (D)
adalah sebagai berikut (Arikunto, 2012 hlm. 213-214).
Keterangan :
J =
jumlah siswa
JA =
banyak siswa kelompok atas
JB = banyak siswa kelompok bawah
BA = banyak peserta kelompok atas yang
menjawab benar
BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang
menjawab benar.
Tabel
3.4
Klasifikasi Daya
Pembeda
Besar
Daya Pembeda
|
Interpretasi
|
DP
|
Soal
sangat jelek
|
DP
0,20
|
Soal
jelek
|
DP
0,40
|
Soal
cukup
|
DP
0,70
|
Soal
baik
|
DP
1,00
|
Soal
sangat baik
|
4.
Tingkat Kesukaran Soal
Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal
yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar
jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran.(Arikunto, 2012 hlm. 207).
Rumusnya adalah sebagai berikut (Arikunto, 2012:
203)
Keterangan:
P = Tingkat Kesukaran
B =
banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah Siswa
Adapun
klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel
3.5
Klasifikasi
Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
|
Kategori soal
|
1,00 – 0,29
0,30 – 0,69
0,70 – 1,00
|
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
|
5. Uji
Prasyarat Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini yaitu hasil dari tes dan observasi adapun tahap – tahap pengolahan dan
analisis dari data kedua instrument tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Uji Normalitas
Uji
normalitas dihitung dengan menggunakan rumuss Chi Kuadrat (X2hitung),
yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
frekuensi dari yang diamati
frekuensi yang diharapkan
banyak kelas
, derajat kebebasan (k=banyak kelas)
akan dibandingkan dengan atau dengan adalah taraf signifikan 0,0.
Jika X2hitung ≥ X2tabel, maka
distribusi data Tidak Normal.
Jika X2hitung ≤ X2tabel,
maka distribus data Normal.
b.
Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas
variansi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah satu
kelompok
eksperimen dan satu kelompok kontrol memiliki varians yang homogen. Karena kedua kelompok sampel yang diteliti saling bebas, maka uji
variansi ini menggunakan uji Bartlett (Ruseffendi, 1993: 376) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dengan logaritma
dasar . Titik kritis
pada taraf signifikansi adalah
Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen.
Oleh karena itu, dilakukanlah uji homogenitas variansi untuk kedua
kelompok tersebut. Karena setiap kelompok bebas dan
jumlah datanya berbeda pada sub kelompok - sub kelompok tersebut, maka peneliti
menggunakan uji Bartlett untuk mengetahui homogenitas variansinya (Ruseffendi,
1993: 376). Adapun uji
Barlett tersebut dengan derajat kebebasan adalah sebagai
berikut:
Dengan logaritma
dasar . Titik kritis
pada taraf signifikansi adalah .
c.
Uji
Hipotesis
Anova adalah anonim dari analisis
varian. Merupakan bagian yang tergolong analisis komparatif (perbandingan)
lebih dari dua rata-rata. Tujuan dari anova satu jalur untuk membandingkan dua
rata-rata dan untuk menguji kemampuan generalisasi.
Dimana
Keterangan:
rerata jumlah kuadrat antar
rerata jumlah kuadrat inter
jumlah kuadrat total
jumlah kuadrat
inter
jumlah seluruh data
banyak data
banyak
kelompok
banyak
anggota kelompok-j
jumlah data
dalam kelompok-j
k-1
d.
Uji kesamaan dua rata-rata
1.
Mencari Standar Deviasi gabungan dengan
rumus
Dsg =
2.
Mencari nilai t dengan rumus
t= X᷃ – X᷃2
dsg
3.
Menentukan derajat kebebasan dengan
rumus
db= n1+ n2
– 2
4.
Menentukan nilai t dari daftar akan
dicari nilai
T0,995 (db) (
Pada taraf signifikan 1 % )
T 0,975 (db) ( pada
taraf singnifikan 5 % )
- Tehnik analisis data
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel
guna untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran Pkn berlangsung.
K.
Jadwal
Kegiatan
1. Tempat
kegiatan
Penelitian ini dilakukan dikelas IV SD Warakas 2
2. Waktu
kegiatan
Penelitian ini dilakukan kurang lebih dua
hari dengan dua kali pertemuan yaitu pada bulan Maret tanggal 8 tahun 2016
Daftar
Pustaka
Buzan, tony. 2007. Buku pintar
mind map. Jakarta : gramedia
Djamarah, syaiful bahri dan aswan zain. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta : pt
rineka cipta
Emzir. 2013. Metodelogi
Penelitian Pendidikan Kuntitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers
Mulyasa. E. 2015. Guru
Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
As reported by Stanford Medical, It's in fact the SINGLE reason women in this country get to live 10 years more and weigh on average 42 pounds lighter than we do.
BalasHapus(And really, it has NOTHING to do with genetics or some secret-exercise and EVERYTHING to "how" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", and not "WHAT"...
Click this link to find out if this quick questionnaire can help you release your true weight loss potential